7 Hari Ke-2 Menyatu dengan Desa Tukadsumaga: Senyum Lansia, Semangat Gotong Royong, dan Hangatnya Keluarga Asuh
- Oleh Kadek Widya Purnama Yani
- Sunday 17/08/2025
- TUKAD SUMAGA, GEROKGAK, Kabupaten Buleleng
Minggu kedua KKN di Desa Tukadsumaga mengantarkan kami pada pengalaman yang baru dan lebih mendalam. Minggu pertama ibaratkan menanam benih dan minggu kedua adalah merawat benih tersebut agar mampu tumbuh. Hubungan dengan warga semakin akrab, program-program yang dirancang mulai berjalan dengan efektif dan terstruktur, serta rasa kebersamaan kian terasa nyata.
Awal minggu kedua kami kembali turun bersama warga untuk saling membahu membersihkan area atau lingkungan desa di setiap dusunnya. Dengan adanya kegiatan ini, kami merasa sudah seperti menjadi bagian dari masyarakat, begitupun respon masyarakat yang hangat seperti menganggap kami bagian dari mereka. Bekerja diselingi dengan candaan membuat pekerjaan menjadi lebih ringan, desa juga tampak lebih bersih dan asri. Setelah itu kami mengadakan kegiatan untuk ibu hamil. Dimulai dengan edukasi seputar gizi, pentingnya kontrol kehamilan, edukasi dari fase prenatal, antenatal, melahirkan, dan nifas. Materi disampaikan dengan bahasa ringan agar mudah dipahami.
Setelah itu, para ibu ibu super power ini kami ajak mengikuti senam khusus. Gerakannya melancarkan peredaran darah sekaligus membuat tubuh lebih rileks dan membantu persalinan lebih lancar. Semangat mereka dalam bergerak menggambarkan bahwa kehamilan bisa dijalani dengan kebahagiaan.
Pada hari berikutnya, edukasi dan senam hipertensi menjadi kegiatan yang dinanti para lansia. Beberapa bahkan datang lebih awal, seakan tak sabar untuk bergerak bersama. Gerakan sederhana itu kini disertai dengan semangat gerak seolah tubuh dan jiwa mereka ikut bercerita: “Tubuh kami masih sehat, kami bahagia”. Jika di minggu pertama kami berbicara tentang garam dan pola tidur untuk edukasi hipertensi, kali ini edukasi kami perluas pada pentingnya aktivitas fisik dan manajemen stress. Dengan bahasa yang sederhana kami memberikan pemahaman dan penjelasan bahwa tertawa, bercerita, dan bersosialisasi juga dapat menjadi obat alami yang sering terlupakan.
Minggu kedua ini juga kami isi dengan pemeriksaan rutin keluarga asuh. Kami melakukan pemeriksaan setiap minggu sekali. Pemeriksaan terdiri dari tekanan darah, kadar asam urat, kolesterol, gula darah, hingga keluhan kesehatan sederhana yang mereka rasakan. Meski hanya dilakukan 1x setiap minggunya, momen ini terasa penting sebab warga bisa bercerita mengenai kondisi tubuhnya dan kami berusaha menjadi pendengar yang aktif. Dari catatan kecil tekanan darah, riwayat penyakit, dan saran pola makan sederhana, semuanya menjadi jembatan untuk menjaga kesehatan mereka sehari-hari.
Dibalik kegiatan pemeriksaan ini, kami juga mendapatkan pembelajaran baru. Keluarga asuh bukan hanya tentang tanda-tanda klinis, tetapi juga bagaimana kesehatan bertautan erat dengan kehidupan sehari-hari mereka, apa yang dimakan, pekerjaan yang dilakukan, hingga kebiasaan tidur. Bagi kami, keluarga asuh bukan sekadar data kesehatan, melainkan cermin nyata kehidupan masyarakat desa. Mungkin satu kali seminggu terlihat singkat, tetapi dalam setiap pertemuan ada ikatan dan pelajaran yang terus kami dapatkan.