Diskusi dan Praktik Pembuatan Infused Water Serai
- Oleh Ni Luh Tia Febriani
- Wednesday 28/07/2021
- Kelompok 102, Kelompok, Kelompok
Memasuki minggu ke empat pelaksanaan KKNbD tahun 2021. Tepat pada Minggu, 25 Juli 2021 dilaksanakan kegiatan diksusi dan praktik pembuatan Infused Water Serai bersama masyarakat sasaran melalui grup WhatsApp. Infused Water Serai merupakan resep ke-2 yang diberikan kepada masyarakat sasaran. Masyarakat sasaran diberikan tautan video demonstrasi yang terhubung langsnung ke YouTube dan juga diberikan pula resep dalam bentuk teks berformat .pdf. Tautan video dan resep dibagikan kepada masyarakat sasaran melalui grup WhatsApp pada pukul 19:00 WITA. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan tambahan pengetahuan kepada masyarakat sasaran mengenai minuman herbal dengan bahan dasar tanaman obat keluarga. Resep 2 ini juga diberikan kepada masyarakat sasaran sebagai alternatif ketika jenuh dengan resep 1 (Ulitmate Water Jahe+Kunyit). Seperti biasanya kegiatan diawali dengan sapa dan doa bersama. Setelah itu dilanjutkan dengan menyimak video dan juga memahami resep yang diberikan sembari menunggu masyarakat lain yang belum hadir. Masyarakat sasaran mencermati video demonstrasi dan juga resep yang diberikan selama kurang lebih 30 menit dan dilanjutkan dengan sesi diskusi.
Setelah mencermati resep dan video demonstrasi pembuatan Infused Water Serai, masyarakat sasaran mulai mengajukan pertanyaan. Pertanyaan pertama diberikan oleh Ari Darmika yang menyakan perbedaan khasiat minuman herbal resep 1 dan minuman herbal resep 2. Pertanyaan ini langsung diberikan tanggapan oleh penulis yang menyatakan bahwa baik resep 1 atau resep 2 sama-sama memiliki khasiat atau manfaat untuk meningkatkan sistem imun tubuh di masa pandemi seperti saat ini sebagai upaya pencegahan Covid-19 secara klinis, namun jika dilihat dari bahan-bahan yang digunakan, pada resep satu menggunakan bahan yang lebih kompleks, tentunya khasiat atau manfaatnya pun akan lebih kompleks dibandingkan dengan resep 2 yang bahannya cukup sederhana. Jawaban ini pun dapat dipahami dengan baik oleh penanya dan juga oleh masyarakat sasaran secara umum. Diskusi masing terus berlanjut, hingga salah satu masyarakat sasaran menayakan mengenai konsumsi Infused Water Serai lebih baik dalam kondisi hangat atau dingin. Pertanyaan ini pun langsung diberikan tanggapan seperti pertanyaan sebelumnya. Tanggapan yang diberikan jika disimpulkan menyatakan bahwa konsumsi Infused Water Serai ini lebih baik jika dikonsumsi hangat mengingat suhu saat ini sedang dingin, selain itu untuk menghindari flu atau pilek yang dapat timbul akibat mengkonsumsi minuman dingin. Tanggapan ini pun dapat dipahami dengan baik pula. Kegiatan diskusi berlangsung cukup baik, senda gurau pun tak luput mewarnai dikusi ini yang membuat suasanya menjadi semakin hangat, dan materi yang disampaikan pun dapat dipahami dengan baik. Diskusi pun diakhiri setelah tidak ada lagi masyarakat sasaran yang menyampaikan pertanyaan dan telah menyatakan cukup paham dengan diskusi ini. Tidak lupa penulis mengajak masyarakat sasaran untuk mempraktikan resep yang telah diberikan dirumah masing-masing. Kegiatan kami tutup dengan doa bersama.
Selajutnya, pada Senin 26 Juli 2021, dilaksanakan kegiatan Sharing santai yang dimulai pada pukul 20:00 WITA melalui grup WhatsApp. Sharing santai ini dilakukan untuk mengajak kembali masyarakat sasaran untuk mencoba membuat Infused Water Serai di rumah masing-masing. Hal ini dikarenakan masyarakat sasaran belum membrikan laporan jika telah mepraktikannya di rumah masing-masing. Pada Sharing santai ini, penulis menggali permasalahan atau kendala yang menyebabkan masyarakat sasaran tidak dapat mempraktikan resep ke-2 ini. Setelah dilakukan percakapan akhirnya terungkap bahwa hal yang mendasari belum dapat dipraktikannya resep ini adalah keterbatasan bahan dan juga kesibukan dari masyarakat sasran. Akhirnya setelah berdiskusi masyarakat sasran menyatakan akan mencoba pada hari selanjutnya dan akan mengirimkan dokumentasinya. Sharing santai ini tidak hanya membahas kendala yang dihadapi masyarakat sasaran, Sharing ini berlanjut hingga pembahasan mengenai kasiat yang diperoleh dari pemanfaatan tanaman obat keluarga yang diolah menjadi minuman herbal dan yang diolah menjadi bumbu masakan. Melalui diskusi dapat disimpulkan bahwa pemanfaatkan tanaman obat keluarga lebih tepat jika diolah menjadi minuman herbal untuk menigkatkan sistem imun, hal ini dikarenakan dalam membuat minuman herbal tanaman obat keluarga yang digunakan tidak dimasak dalam suhu panas dalam waktu yang lama sehingga hasiatnya lebih dapat dirakan dibandingkan diolah menjadi bumbu maskan yang umumnya memrlukan waktu yang lama saat dimasak denga suhu tinggi. Selain itu, bumbu masakan juga biasanya ditambahkan dengan bumbu-bumbu yang mengandung pengawet yang tentunya kurang baik bagi kesehatan. Sharing santai diikuiti begitu antusias oleh masyarakat sasran, hal ini dapat dilihat dari lamanya waktu yang dihabiskan dalam kegiatan ini. Sharing santai ini berkahir pada pukul 21:50 WITA ketika masyarakat sasaran sudah tidak lagi menyampaikan pertanyaan dan menyatakan cukup paham. Kegiatan ini pun tidak lepas dari canda gurau masyarakat sasaran.
Selanjutnya pada Selasa, 27 Juli 2021, masyarakat sasaran mulai mengirimkan dokumentasi bahwa telah mempraktikan dan menikmati Infused Water Serai di rumahnya msing-masing. Masyarakat sasaran mengirimkan dokumentasi berupa foto melalui grup WhatsApp ataupun melalui pesan pribadi. Dokumentasi yang dikirimkan yaitu foto saat mengkonsumsi minuman hebal dan juga saat menyimak kembali video demonstrasi yang telah dibagiakan. Secara umum kegiatan diskusi dan praktik pembuatan Infused Water Serai dapat berjalan dengan lancar meskipun terdapat kendala yang dihapi sehingga memakan waktu yang lebih lama. Kendala tersebut dapat diatasi bersama dan sehingga masyarakat sasaran dapat menikmati Infused Water Serai di rumahnya masing-masing.