Gambaran Umum Program Kerja yang Bejudul "PELAKSANAAN BIMBINGAN BELAJAR SEBAGAI UPAYA MENYOKONG PROSES PENYESUAIAN DIRI SISWA PASCA PEMBELAJARAN DARING DI SD N 3 BATUBULAN KANGIN"

Mewabahnya Covid-19 sejak 2020, menyebabkan berbagai perubahan di sektor kehidupan masyarakat. Salah satunya adalah dalam sektor pendidikan. Semenjak diberlakukannya masa darurat Covid-19 pada tanggal 16 Maret 2020, hampir seluruh sekolah di Indonesia mengambil kebijakan pembelajaran jarak jauh (PJJ). Namun memasuki tahun 2021, di beberapa daerah di Indonesia, kembali diberlakukannya PTM (Pembelajaran Tatap Muka), yang mulai dilaksanakan pada tanggal 22 Maret 2021.

Peralihan dari masa pembelajaran secara daring atau PJJ ke PTM menyebabkan pembelajaran yang diterapkan memerlukan banyak penyesuaian dari pihak sekolah, guru, maupun siswa. Pembelajaran tatap muka yang dilakukan membuat sebagian siswa masih sulit untuk beradaptasi dengan kehidupan sekolah, setelah sekian lama menjalani pendidikan secara daring. Terkait dengan permasalahan tersebut, dalam pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata Berbasis Daring (KKNbD) di Universitas Pendidikan Ganesha, penulis memilih topik Pembelajaran/Pendidikan di Masa/Pasca Covid-19.

Penulis melakukan observasi terkait dengan permasalahan tersebut di SD N 3 Batubulan Kangin. Observasi dilakukan secara luring dan juga daring dengan melakukan wawancara dengan Kepala Sekolah dan juga guru-guru di SD N 3 Batubulan Kangin untuk mengetahui kondisi siswa kelas V selama dilakukan kegiatan PTM (Pembelajaran Tatap Muka) yang telah dilaksanakan sejak 22 Maret 2021. Setelah observasi dilakukan, ditemukan bahwa sebagian siswa mengalami berbagai kendala selama PTM. Pelaksanaan pembelajaran jarak jauh atau daring yang cukup lama menyebabkan semangat belajar siswa menurun bahkan kehilangan semangat belajar. Sehingga ketika diberlakukannya PTM, siswa merasa kesusahan untuk mengembalikan semangat tersebut. Selain itu, pembelajaran tatap muka dilaksanakan dengan membagi siswa kedalam 2 sesi, yaitu sesi pertama yaitu pada pukul 07.30-09.30 WITA dan sesi kedua yaitu pukul 09.30-11.30 WITA. Berdasarkan pembagian sesi tersebut, pembelajaran yang dilakukan dapat dikatakan cenderung singkat yaitu hanya selama 2 jam. Singkatnya pembelajaran yang dilakukan dapat berujung kepada tidak efektifnya pembelajaran yang dilakukan. Apalagi, siswa sebagian besar kehilangan konsentrasinya terhadap belajar karena dipengaruhi oleh penggunaan gadget selama pembelajaran dilakukan secara daring. Oleh karena itu, untuk mengatasi permasalahan tersebut, maka saya memberikan alternatif solusi berupa “Pelaksanaan Bimbingan Belajar sebagai Upaya Menyokong Proses Penyesuaian Diri Siswa Pasca Pembelajaran Daring di SD N 3 Batubulan Kangin”.

Program ini diawali dengan kegiatan pengenalan program kepada kepala sekolah dan guru di SD N 3 Batubulan Kangin. Kemudian dilakukan diskusi dengan guru mata pelajaran terkait di SD N 3 Batubulan Kangin, untuk mendiskusikan mengenai RPP yang digunakan dan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan. Setelah diskusi dilakukan maka RPP dapat disusun. Selanjutnya dilakukan kegiatan diskusi final dengan guru dan juga revisi terkait dengan RPP yang sudah disusun. Kemudian dilakukan kegiatan pengenalan program bimbingan belajar kepada masyarakat sasaran yaitu siswa. Kegiatan dilanjutkan dengan meminta permohonan izin kepada orangtua siswa yang bersangkutan terkait dengan keikutsertaan siswa dalam program bimbingan belajar. Untuk mengetahui keberhasilan dari program maka diadakan suatu evaluasi mengenai pelaksanaan program bimbingan belajar melalui pembagian kuisioner kepada siswa. Adapun metode yang digunakan dalam pelaksanaan program kerja antara lain, metode wawancara, metode diskusi, dan metode kuisioner.



Tentang Penulis