Hand Sanitizer Sang Cairan Pelindung!!
- Oleh Gusti Aditya Trisna Murti
- Monday 20/07/2020
- Kelompok 232, Kelompok, Kelompok
Hand Sanitizer merupakan pembersih tangan yang memiliki kemampuan antibakteri dalam menghambat hingga membunuh bakteri (Retnosari dan Isdiartuti, 2006). Menurut Diana (2012) terdapat dua hand sanitizer yaitu hand sanitizer gel dan hand sanitizer spray. Hand sanitizer gel merupakan pembersih tangan berbentuk gel yang berguna untuk membersihkan atau menghilangkan kuman pada tangan, mengandung bahan aktif alkohol 60%. Hand sanitizer spray merupakan pembersih tangan berbentuk spray untuk membersihkan atau menghilangkan kuman pada tangan yang mengandung bahan aktif irgasan DP 300 : 0,1% dan alkohol 60%.
Penelitian Diana (2012) menyatakan, hand sanitizer yang berbentuk cair atau spray lebih efektif dibandingkan hand sanitizer gel dalam menurunkan angka kuman pada tangan. Banyak hand sanitizer yang berasal dari bahan alkohol atau etanol yang dicampurkan bersama dengan bahan pengental, misal karbomer, gliserin, dan menjadikannya serupa jelly, gel atau busa untuk mempermudah dalam penggunaannya. Gel ini mulai populer digunakan karena penggunaanya mudah dan praktis tanpa membutuhkan air dan sabun. Gel sanitasi ini menjadi alternatif yang nyaman bagi masyarakat. (Hapsari, 2015)
Seiring perkembangan zaman, dikembangkan juga pembersih tangan non
alkohol, tetapi jika tangan dalam keadaan benar – benar kotor, baik oleh tanah,
udara, darah, ataupun lainya, mencuci tangan dengan air dan sabun lebih
disarankan karena gel hand sanitizer tidak dapat efektif membunuh kuman dan membersihkan material organik lainnya. Alkohol banyak digunakan sebagai
antiseptik /desinfektan untuk desinfeksi permukaan kulit yang bersih, tetapi tidak
untuk kulit yang luka (Hapsari, 2015). Selain itu alkohol juga mempunyai sifat
iritasi pada kulit, mudah terbakar, dan juga meningkatkan infeksi virus pemicu
radang saluran pencernaan, karena itu muncul ide untuk memanfaatkan bahan
alami yang dapat mengurangi resiko munculnya penyakit gangguan pencernaan
(Cahyani, 2014).