Implementasi Cara Mendidik Kedisiplinan Anak saat Belajar oleh Orang Tua sebagai Masyarakat Sasaran

    Setelah memberikan materi pelatihan dan diskusi umum terkait Cara Mendidik Kedisiplinan Anak saat Belajar pada 16 Juli 2021 kepada masyarakat sasaran, kegiatan selanjutnya yang dilakukan adalah implementasi langsung oleh masyarakat sasaran terkait Cara Mendidik Kedisiplinan Anak saat Belajar dengan tujuan untuk meningkatkan kedisiplinan anak saat belajar di kala pembelajaran daring. Pelaksanaan implementasi ini dilakukan mulai tanggal 17-31 Juli 2021 (tidak termasuk hari minggu dan hari raya Idul Adha). Pelaksanaan implementasi ini bersamaan dengan implementasi pada materi I dan materi III, yaitu selama 12 hari, dimana 6 hari implementasi cara mendidik kedisiplinan anak saat belajar pada tema I subtema I dan 6 hari implementasi cara mendidik kedisiplinan anak saat belajar pada tema I subtema II. Dalam pelaksanaan implementasi telah dimonitoring dan dievaluasi oleh saya sebagai penggagas program kerja pada:

  • 18 Juli 2021 (Monitoring I pada subtema I)
  • 23 Juli 2021 (Monitoring II pada subtema I)
  • 25 Juli 2021 (Evaluasi Implementasi pada subtema I)
  • 28 Juli 2021 (Monitoring I pada subtema II)
  • 30 Juli 2021 (Monitoring II pada subtema II)
  • 31 Juli 2021 (Evaluasi Implementasi pada subtema II)

    Berdasarkan hasil evaluasi yang telah dilakukan, memang permasalahan utama tentang kedisiplinan anak pada hari-hari belajar awal menurut orang tua, yaitu anak masih belum dapat menyelesaikan sendiri kegiatan atau tugas yang diberikan. Sebenarnya hal tersebut adalah hal yang wajar, apalagi bagi anak kelas 1 SD yang merupakan suasana baru mereka dalam kegiatan belajar di jenjang pendidikan dasar. Namun, jika dilihat pada data, terjadi peningkatan kedisiplinan belajar anak, dimana anak sudah mulai mandiri menyelesaikan tugas atau kegiatan belajar yang diberikan oleh gurunya dengan tetap didampingi oleh orang tuanya, tepat di sekitar hari ke-4 dan ke-5 pada minggu pertama (Subtema I). Peningkatan kedisiplinan terlihat stabil (anak menyelesaikan tugas belajarnya secara mandiri) sampai di periode akhir monitoring dan evaluasi terkait kedisiplinan anak pada pembelajaran di subtema II.

    Secara keseluruhan, implementasi tentang cara mendidik kedisiplinan anak saat belajar mengalami tren positif dari hari ke hari. Tentunya, tren ini adalah hasil dari keberhasilan orang tua dan anak itu sendiri. Tanpa ketegasan humanis yang tepat dari orang tua, tentunya kedisiplinan anak dalam belajar anak sulit untuk terbentuk, begitu pula dengan anak, dimana anak harus memiliki rasa tanggungjawab terhadap pendidikannya. Bukan berarti, usia sekitar 6-7 tahun (kelas 1 SD) bukan berarti tidak boleh atau sulit mengajarkan kedisiplinan dan tanggungjawab, justru di usia ini adalah usia yang baik dalam memupuk kedisiplinan dan tanggungjawab. Akhir kata, semoga tren ini dapat berlangsung terus, walau sudah tidak dilakukan monitoring langsung oleh saya sebagai penggagas program kerja ini.

Tentang Penulis