Mengadakan bimbingan dan diskusi kepada masyarakat sasaran jika terdapat masalah pada media pembelajaran atau memahami konsep materi pada media pembelajaran.
- Oleh I Gede Agus Adi Adnyana
- Friday 23/07/2021
- Kelompok 258, Kelompok, Kelompok
Pada Minggu ketiga tanggal 19 Juli 2021
tepatnya hari Senin merupakan hari ke 7 pelaksanaan KKNbD Undiksha Tahun 2021,
pada pertemuan tersebut saya Mengadakan bimbingan kepada masyarakat sasaran
sekaligus diskusi jika terdapat masalah pada media pembelajaran atau memahami konsep
materi pada media pembelajaran dan seputaran materi MMP, meliputi
kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan selama berlangsungnya KKNbD yaitu tanggal
5 Juli – 6 Agustus 2021. Tujuan bimbingan dan diskusi ini dilaksanakan yaitu
untuk mengatahui apakah ada keluhan dari masyarakata dalam menyimak dan
memahami video pembelajaran yang telah saya unggah di youtube, dan juga untuk menyelesaikan
atau memecahkan sebuah permasalahan yang terdapat dalam materi yang dibahas,
sekaligus dapat menambah wawasan, ilmu pengetahuan, serta pemahaman terhadap
realitas tertentu. Sebelum melaksanakan diskusi ini saya mengecek terlebih
dahulu video pembelajaran yang saya unggah ke youtube untuk memastikan video
tersebut tidak error ataupun mengalami masalah. Selanjutnya menghubungi
masing-masing masyarkat sasaran untuk memberikan jadwal diskusi yang akan
diadakan sebelum melakukan diskusi.
Pada
kegiatan diskusi yang dimulai pada pukul 15:00 WITA hingga 18:00 WITA ini orang
tua dari siswa (masyarakat sasaran) tidak mengalami keluhan terkait video pembelajarannya,
namun ada 2 pertanyaan dari orang tua siswa terkait materi ini. Pertanyaan tersebut yaitu :
Masyarakat 1: Terkait video pembelajarnnya
tidak ada kendala gus, videonya bagus. Namun mengapa materi ini sangat penting
diberikan untuk anak SD kelas rendah khususnya kelas 1 nggih?
Jawaban Penulis: Izin menjawab nggih, Pada
awal-awal persekolahan murid-murid kelas 1 SD kan memasuki tahap awal mengenal
lingkungan persekolahan, dimana kemampuan berbahasanya masih perlu diasah lagi
agar nantinya anak tersebut memiliki dwi bahasa (bahasa daerah dan bahasa
Indonesia). Sajian pembelajaran yang utama untuk mereka pada permulaan adalah
membaca dan menulis. Pembelajaran untuk kedua jenis keterampilan ini dikemas
dalam satu paket yang biasa disebut paket MMP, paket membaca dan menulis
permulaan. Melalui paket ini, untuk pertama kalinya para murid baru
diperkenalkan dengan lambang-lambang tulis seperti titik, koma, tanda tanya,
dan lain sebagainya yang biasa digunakan untuk berkomunikasi. Sasaran utamanya
adalah para murid kelas I SD yang
memiliki kemampuan membaca dan kemapuan menulis pada tingkat dasar.
Kemampuan dasar dimaksud akan menjadi landasan bagi keterampilan-keterampilan
lain, baik dalam kehidupan akademik di sekolah, maupun dalam kehidupan bermasyarakat
nantinya. Kemampuan membaca permulaan lebih diorientasikan pada kemampuan
membaca tingkat dasar, yakni kemampuan melek huruf. Maksudnya, anak-anak dapat
mengubah dan melafalkan lambang-lambang tertulis menjadi bunyi-bunyi bermakna.
Masyarakat 2 : Videonya sudah bagus nggih.
Terkait metode yang digunakan, apakah ada metode selain metode eja?
Jawaban penulis: Izin menjawab nggih, Selain
metode eja, adapun metode-metode lain yang digunakan dalam pembelajaran materi
MMP ini yaitu metode Bunyi, Suku kata, Global, dan SAS (Struktur Analitik Sintetik).
Baik saya mulai dengan metode Bunyi. Sebenarnya
metode bunyi ini berhubungan dengan metode eja, dimana Proses MMP (Membaca
menulis permulaan) pada sistem pelafalan abjad atau huruf dengan metode bunyi
adalah : C dilafalkan /ec/, R dilafalkan
/er/. Dengan demikian, kata “ceri” dieja menjadi : ec, e /ce/. er, i /ri/.
Dibaca ce-ri. Jadi kesimpulannya pembelajaran MMP melalui metode bunyi adalah
bagian dari metode eja. Prinsip dasar dan proses pembelajaran tidak jauh
berbeda dengan metode eja/abjad di atas. Demikian juga dengan
kelemahan-kelemahannya, perbedaannya terletak hanya pada cara atau sistem
pembacaan atau pelafalan abjad.
Selanjutnya ada metode Suku Kata. Proses
pembelajaran MMP dengan metode ini diawali dengan pengenalan suku kata seperti
: ba,bi,bu,be,bo ca,ci,cu,ce,co.
Suku-suku kata tersebut kemudian dirangkaikan menjadi kata-kata bermakna.
Sebagai contoh, dari daftar suku kata tadi pengajar dapat membuat berbagai
variasi paduan suku kata menjadi kata-kata bermakna untuk bahan ajar MMP.
Kata-kata tadi misalnya : ba-bi, cu-cu, da-du, gi-gi, dan lain sebagainya.
Kemudian dapat dilanjutkan dengan proses perangkaian kata menjadi kalimat
sederhana. Sebagai contoh : cu-ci ba-ju, ka-ki sa-ya, dan lain sebagainya.
Selanjutnya ada metode Global. Metode ini
disebut juga sebagai “Metode Kalimat” karena alur proses pembelajaran MMP yang
diperlihatkan melalui metode ini diawali dengan penyajian beberapa kalimat
global. Untuk membantu pengenalan kalimat dimaksud biasanya digunakan gambar.
Di bawah gambar tersebut ditulis sebuah kalimat yang kira-kira merujuk pada
makna gambar tersebut. Sebagai contoh jika kalimat yang diperkenalkan berbunyi
“anak itu sedang makan nasi” maka gambar yang cocok untuk menyertai kalimat itu
adalah gambar seorang anak yang sedang makan nasi. Setelah anak diperkenalkan
dengan beberapa kalimat, barulah proses pembelajaran MMP dapat dimulai.
Terakhir ada metode SAS. Pembelajaran MMP
dengan metode ini mengawali pembelajarannya dengan menampilkan dan
memperkenalkan sebuah kalimat utuh. Pada awal pembelajaran anak disuguhi sebuah
struktur yang memberi makna lengkap, yakni struktur kalimat yang bertujuan
membangun konsep-konsep kebermaknaan pada diri anak. Selanjutnya melalui proses
analitik, anak-anak diajak untuk mengenal konsep kata. Kalimat utuh yang
dijadikan tonggak dasar diuraikan ke dalam satuan-satuan bahasa yang lebih
kecil yang disebut kata. Proses penganalisisan atau penguraian ini terus
berlanjut hingga sampai pada wujud satuan bahasa terkecil yang tidak bisa
diuraikan lagi, yakni huruf-huruf. Penerapan pembelajaran membaca dan menulis
permulaan dengan metode ini tampak dapat diamati dalam contoh berikut: itu
nasi, i tu na si, i t u n a s i.
Kemudian setelah saya menjawab pertanyaan dari
2 masyarakat dan melihat semua respon masyarakat tadi akhirnya saya menutup
diskusi ini dengan mengucapkan terimakasih kepada orang tua siswa yang sudah
merespon terkait hasil dari menyimak video pembelajaran MMP dan berpatisipasi dalam
diksusi sore itu, dan tidak lupa untuk mengucapkan parama shanti “Om Shanti
Shanti Shanti Om”.