Mengadakan bimbingan dan diskusi kepada masyarakat sasaran jika terdapat masalah pada media pembelajaran atau memahami konsep materi pada media pembelajaran.

Pada Minggu ketiga tanggal 19 Juli 2021 tepatnya hari Senin merupakan hari ke 7 pelaksanaan KKNbD Undiksha Tahun 2021, pada pertemuan tersebut saya Mengadakan bimbingan kepada masyarakat sasaran sekaligus diskusi jika terdapat masalah pada media pembelajaran atau memahami konsep materi pada media pembelajaran dan seputaran materi MMP, meliputi kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan selama berlangsungnya KKNbD yaitu tanggal 5 Juli – 6 Agustus 2021. Tujuan bimbingan dan diskusi ini dilaksanakan yaitu untuk mengatahui apakah ada keluhan dari masyarakata dalam menyimak dan memahami video pembelajaran yang telah saya unggah di youtube, dan juga untuk menyelesaikan atau memecahkan sebuah permasalahan yang terdapat dalam materi yang dibahas, sekaligus dapat menambah wawasan, ilmu pengetahuan, serta pemahaman terhadap realitas tertentu. Sebelum melaksanakan diskusi ini saya mengecek terlebih dahulu video pembelajaran yang saya unggah ke youtube untuk memastikan video tersebut tidak error ataupun mengalami masalah. Selanjutnya menghubungi masing-masing masyarkat sasaran untuk memberikan jadwal diskusi yang akan diadakan sebelum melakukan diskusi.

Pada kegiatan diskusi yang dimulai pada pukul 15:00 WITA hingga 18:00 WITA ini orang tua dari siswa (masyarakat sasaran) tidak mengalami keluhan terkait video pembelajarannya, namun ada 2 pertanyaan dari orang tua siswa terkait materi ini.  Pertanyaan tersebut yaitu :

 

Masyarakat 1: Terkait video pembelajarnnya tidak ada kendala gus, videonya bagus. Namun mengapa materi ini sangat penting diberikan untuk anak SD kelas rendah khususnya kelas 1 nggih?

 

Jawaban Penulis: Izin menjawab nggih, Pada awal-awal persekolahan murid-murid kelas 1 SD kan memasuki tahap awal mengenal lingkungan persekolahan, dimana kemampuan berbahasanya masih perlu diasah lagi agar nantinya anak tersebut memiliki dwi bahasa (bahasa daerah dan bahasa Indonesia). Sajian pembelajaran yang utama untuk mereka pada permulaan adalah membaca dan menulis. Pembelajaran untuk kedua jenis keterampilan ini dikemas dalam satu paket yang biasa disebut paket MMP, paket membaca dan menulis permulaan. Melalui paket ini, untuk pertama kalinya para murid baru diperkenalkan dengan lambang-lambang tulis seperti titik, koma, tanda tanya, dan lain sebagainya yang biasa digunakan untuk berkomunikasi. Sasaran utamanya adalah para murid kelas I SD yang  memiliki kemampuan membaca dan kemapuan menulis pada tingkat dasar. Kemampuan dasar dimaksud akan menjadi landasan bagi keterampilan-keterampilan lain, baik dalam kehidupan akademik di sekolah, maupun dalam kehidupan bermasyarakat nantinya. Kemampuan membaca permulaan lebih diorientasikan pada kemampuan membaca tingkat dasar, yakni kemampuan melek huruf. Maksudnya, anak-anak dapat mengubah dan melafalkan lambang-lambang tertulis menjadi bunyi-bunyi bermakna.

 

Masyarakat 2 : Videonya sudah bagus nggih. Terkait metode yang digunakan, apakah ada metode selain metode eja?

 

Jawaban penulis: Izin menjawab nggih, Selain metode eja, adapun metode-metode lain yang digunakan dalam pembelajaran materi MMP ini yaitu metode Bunyi, Suku kata, Global, dan SAS (Struktur Analitik Sintetik).

Baik saya mulai dengan metode Bunyi. Sebenarnya metode bunyi ini berhubungan dengan metode eja, dimana Proses MMP (Membaca menulis permulaan) pada sistem pelafalan abjad atau huruf dengan metode bunyi adalah : C dilafalkan /ec/,  R dilafalkan /er/. Dengan demikian, kata “ceri” dieja menjadi : ec, e /ce/. er, i /ri/. Dibaca ce-ri. Jadi kesimpulannya pembelajaran MMP melalui metode bunyi adalah bagian dari metode eja. Prinsip dasar dan proses pembelajaran tidak jauh berbeda dengan metode eja/abjad di atas. Demikian juga dengan kelemahan-kelemahannya, perbedaannya terletak hanya pada cara atau sistem pembacaan atau pelafalan abjad.

Selanjutnya ada metode Suku Kata. Proses pembelajaran MMP dengan metode ini diawali dengan pengenalan suku kata seperti : ba,bi,bu,be,bo  ca,ci,cu,ce,co. Suku-suku kata tersebut kemudian dirangkaikan menjadi kata-kata bermakna. Sebagai contoh, dari daftar suku kata tadi pengajar dapat membuat berbagai variasi paduan suku kata menjadi kata-kata bermakna untuk bahan ajar MMP. Kata-kata tadi misalnya : ba-bi, cu-cu, da-du, gi-gi, dan lain sebagainya. Kemudian dapat dilanjutkan dengan proses perangkaian kata menjadi kalimat sederhana. Sebagai contoh : cu-ci ba-ju, ka-ki sa-ya, dan lain sebagainya.

Selanjutnya ada metode Global. Metode ini disebut juga sebagai “Metode Kalimat” karena alur proses pembelajaran MMP yang diperlihatkan melalui metode ini diawali dengan penyajian beberapa kalimat global. Untuk membantu pengenalan kalimat dimaksud biasanya digunakan gambar. Di bawah gambar tersebut ditulis sebuah kalimat yang kira-kira merujuk pada makna gambar tersebut. Sebagai contoh jika kalimat yang diperkenalkan berbunyi “anak itu sedang makan nasi” maka gambar yang cocok untuk menyertai kalimat itu adalah gambar seorang anak yang sedang makan nasi. Setelah anak diperkenalkan dengan beberapa kalimat, barulah proses pembelajaran MMP dapat dimulai.

Terakhir ada metode SAS. Pembelajaran MMP dengan metode ini mengawali pembelajarannya dengan menampilkan dan memperkenalkan sebuah kalimat utuh. Pada awal pembelajaran anak disuguhi sebuah struktur yang memberi makna lengkap, yakni struktur kalimat yang bertujuan membangun konsep-konsep kebermaknaan pada diri anak. Selanjutnya melalui proses analitik, anak-anak diajak untuk mengenal konsep kata. Kalimat utuh yang dijadikan tonggak dasar diuraikan ke dalam satuan-satuan bahasa yang lebih kecil yang disebut kata. Proses penganalisisan atau penguraian ini terus berlanjut hingga sampai pada wujud satuan bahasa terkecil yang tidak bisa diuraikan lagi, yakni huruf-huruf. Penerapan pembelajaran membaca dan menulis permulaan dengan metode ini tampak dapat diamati dalam contoh berikut: itu nasi, i tu na si, i t u n a s i.

 

Kemudian setelah saya menjawab pertanyaan dari 2 masyarakat dan melihat semua respon masyarakat tadi akhirnya saya menutup diskusi ini dengan mengucapkan terimakasih kepada orang tua siswa yang sudah merespon terkait hasil dari menyimak video pembelajaran MMP dan berpatisipasi dalam diksusi sore itu, dan tidak lupa untuk mengucapkan parama shanti “Om Shanti Shanti Shanti Om”.

 

 

Tentang Penulis