Mengenal Covid 19
- Oleh Gede Wahyu Ari Putra
- Monday 13/07/2020
- Kelompok 211, Kelompok, Kelompok
Oleh : Gede wahyu ari putra. Senin 13/07/2020
Coronavirus merupakan keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit pada ma- nusia dan hewan. Pada manusia biasanya menyebabkan penyakit infeksi saluran per- napasan, mulai flu biasa hingga penyakit yang serius seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Sindrom Pernapasan Akut Berat/ Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS). Penyakit ini terutama menyebar di antara orang- orang melalui te- tesan pernapasan dari batuk dan bersin. Virus ini dapat tetap bertahan hingga tiga hari dengan plastik dan stainless steel SARS CoV-2 dapat bertahan hingga tiga hari,atau dalam aerosol selama tiga jam. Virus ini juga telah ditemukan di feses, tetapi hingga Maret 2020 tidak diketahui apakah penularan melalui feses mungkin, dan risikonya diperkirakan rendah.
Corona virus jenis baru yang ditemukan pada manusia sejak kejadian luar biasa mun- cul di Wuhan China, pada Desember 2019, kemudian diberi nama Severe Acute Respi- ratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS- COV2), dan menyebabkan penyakit Corona- virus Disease-2019 (COVID-19). COVID-19 termasuk dalam genus dengan flor elliptic dan sering berbentuk pleomorfik, dan berdiameter 60- 140 nm. Virus ini secara genetik sangat berbeda dari virus SARS-CoV dan MERS-CoV. Penelitian saat ini menunjuk- kan bahwa homologi antara COVID-19 dan memiliki karakteristik DNA coronavirus pada kelelawar-SARS yaitu dengan kemiripan lebih dari 85%. Ketika dikultur pada vitro, COVID-19 dapatditemukandalamsel epitel pernapasan manusia setelah 96 jam. Sementara itu untuk mengisolasi dan mengkultur vero E6 dan Huh-7 garis sel dibutuh- kan waktu sekitar 6 hari.
Paru-paru adalah organ yang paling terpengaruh oleh COVID-19, karena virus men- gakses sel inang melalui enzim ACE2, yang paling melimpah di sel alveolar tipe II pa- ru-paru. Virus ini menggunakan glikoprotein permukaan khusus, yang disebut spike, untuk terhubung ke ACE2 dan memasuki sel inang. Kepadatan ACE2 di setiap jaringan berkorelasi dengan tingkat keparahan penyakit di jaringan itu dan beberapa ahli berpedapat bahwa penurunan aktivitas ACE2 mungkin bersifat protektif. Dan seiring perkembangan penyakit alveolar, kegagalan pernapasan mungkin terjadi dan kema- tian mungkin terjadi.
Pencegahan Dan Pengendalian infeksi Covid-19
Tindakan pencegahan dan mitigasi merupakan kunci penerapan di pelayanan kesehatan dan masyarakat. Langkah-langkah pencegahan yang paling efektif di masyarakat meliputi:
melakukan kebersihan tangan menggunakan hand sanitizer jika tangan tidak terli-
hat kotor atau cuci tangan dengan sabun jika tangan terlihat kotor;
menghindari menyentuh mata, hidung dan mulut;
terapkan etika batuk atau bersin dengan menutup hidung dan mulut dengan lengan
atas bagian dalam atau tisu, lalu buanglah tisu ke tempat sampah;
pakailah masker medis jika memiliki gejala pernapasan dan melakukan kebersihan
tangan setelah membuang masker;
menjaga jarak (minimal 1 m) dari orang yang mengalami gejala gangguan perna- pasan.
Strategi Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) Berkaitan dengan Pe- layanan Kesehatan
Strategi-strategi PPI untuk mencegah atau membatasi penularan di tempat layanan kesehatan meliputi:
Menjalankan langkah-langkah pencegahan standar untuk semua pasien Kewaspadaan standar harus selalu diterapkan di semua fasilitas pelayanan kesehatan dalam memberikan pelayanan kesehatan yang aman bagi semua pasien dan mengurangi risiko infeksi lebih lanjut. Kewaspadaan standar meliputi:
Kebersihan tangan dan pernapasan;
Petugas kesehatan harus menerapkan 5 momen kebersihan tangan, yaitu: sebelum menyentuh pasien, sebelum melakukan prosedur kebersihan atau aseptik, setelah berisiko terpajan cairan tubuh, setelah bersentuhan dengan pasien, dan setelah bersentuhan dengan lingkungan pasien, termasuk permukaan atau barang-barang yang tercemar. Kebersihan tangan mencakup:
Mencuci tangan dengan sabun dan air atau menggunakan antiseptik berba-
sis alkohol;
Cuci tangan dengan sabun dan air ketika terlihat kotor;
Kebersihan tangan juga diperlukan ketika menggunakan dan terutama ketika melepas APD.
Orang dengan gejala sakit saluran pernapasan harus disarankan untuk men- erapkan kebersihan/etika batuk. Selain itu mendorong kebersihan pernapasan melalui galakkan kebiasaan cuci tangan untuk pasien dengan gejala pernapas- an, pemberian masker kepada pasien dengan gejala pernapasan, pasien di- jauhkan setidaknya 1 meter dari pasien lain, pertimbangkan penyediaan mask- er dan tisu untuk pasien di semua area.
Penggunaan APD sesuai risiko
Penggunaan secara rasional dan konsisten APD, kebersihan tangan akan mem- bantu mengurangi penyebaran infeksi. Pada perawatan rutin pasien, penggunaan APD harus berpedoman pada penilaian risiko/antisipasi kontak dengan darah, cairan tubuh, sekresi dan kulit yang terluka. APD yang digunakan merujuk pada Pedoman Teknis Pengendalian Infeksi sesuai dengan kewaspadaan kontak, droplet, dan airborne. Jenis alat pelindung diri (APD) terkait COVID-19 berdasarkan lokasi, petugas dan jenis aktivitas terdapat pada lampiran. Cara pemakaian dan pelepasan APD baik gown/gaun atau coverall terdapat pada lampiran. COVID-19 merupakan penyakit pernapasan berbeda dengan penyakit Virus Ebola yang ditularkan melalui cairan tubuh. Perbedaan ini bisa menjadi pertimbangan saat memilih penggunaan gown atau coverall.
Pencegahan luka akibat benda tajam dan jarum suntik
Pengelolaan limbah yang aman Pengelolaan limbah medis sesuai dengan prosedur rutin
Pembersihan lingkungan, dan sterilisasi linen dan peralatan perawatan pasien. Membersihkan permukaan-permukaan lingkungan dengan air dan deterjen ser- ta memakai desinfektan yang biasa digunakan (seperti hipoklorit 0,5% atau eta- nol 70%) merupakan prosedur yang efektif dan memadai.
Penggunaan Masker
Penggunaan masker adalah efektif! Karena tujuan memakai masker adalah untuk memblokir pembawa yang mentransmisikan virus, daripada secara langsung memblokir virus. Mengenakan masker dengan benar dapat secara efektif memblokir tetesan pernapasan dan karenanya mencegah virus masuk langsung ke dalam tubuh. Perlu diingatkan bahwa tidak perlu memakai respirator KN95 atau N95. Masker bedah biasa dapat menghalangi sebagian besar virus yang membawa tetesan memasuki saluran pernapasan.
Sumber : Buku panduan covid 19 kemendagri