Minggu Kedua, Hari 1 Memberikan Materi Pengolahan Daun Pegagan Menjadi Loloh Kepada Masyarakat Sasaran Serta Melakukan Diskusi Terkait Materi Tersebut

Pada hari Senin, 12 Juli 2021 tepatnya pada pukul 10.00 sampai dengan 13.46. Saya mengirimkan materi terkait dengan cara pengolahan daun pegagan menjadi loloh kepada masyarakat sasaran melalui grup WhatsApp serta melakukan diskusi terkait dengan materi tersebut. Saya mengirimkan dalam bentuk power point dan screenshot foto mengingat tidak semua masyarakat sasaran saya memiliki aplikasi untuk membuka file power point. Berikut link google drive yang dapat digunakan untuk mengakses power point materi pengolahan daun pegagan menjadi loloh yang saya share kepada masyarakat sasaran saya. https://drive.google.com/folderview?id=1aaazwg1KiI-Q_ovjCS6mb5G_4xYVQ0Gz 

Saya menjelaskan sedikit kepada masyarakat sasaran saya bahwa dalam power point disana sudah dijelaskan mengenai loloh daun pegagan, manfaatnya, cara pengolahan, serta alat dan bahan yang diperlukan. Jadi loloh itu minuman tradisional yang banyak di konsumsi oleh masyarakat di Bali khususnya. Banyak manfaat yang bisa didapat dengan mengkonsumsi loloh, manfaatnya itu tergantung dari bahan yang digunakan. 

Saya juga menyampaikan bahwa pegagan itu dalam bahasa bali namanya don piduh. Untuk lebih jelasnya dalam materi juga sudah saya cantumkan gambar daun pegagan, untuk memastikan bahwa masyarakat sasaran saya tidak salah dalam mengenali daun pegagan. 

Pada saat saya membuka sesi diskusi, masyarakat sasaran saya menanyakan mengapa kita harus menggunakan daun pegagan? Mengapa kita harus membuat loloh daun pegagan dan tidak loloh yang lainnya? Serta apakah loloh daun pegagan memiliki kelebihan dibandingkan dengan loloh lainnya? 

Saya menjelaskan bahwa, alasan saya memilih daun pegagan karena banyak memiliki manfaat seperti dapat menjaga fungsi otak, mengurangi risiko terkena stroke, penurunan tekanan darah tinggi, dan banyak manfaat lainnya, sehingga baik untuk tubuh. Selain itu daun pegagan ini mudah ditemukan karna tumbuh liar. Biasanya di sawah-sawah itu banyak. Sehingga mudah untuk mendapatkannya sebagai bahan baku utama pembuatan loloh ini. Hal tersebut juga sangat relevan mengingat kondisi ekonomi saat ini yang sedang sulit, sehingga nantinya tidak membebani masyarakat sasaran jika harus membeli bahan baku utama pembuatan loloh nya. Dan sebaliknya masyarakat nanti bisa menjadikan ini sebagai suatu peluang untuk membantu perekonomian keluarga dengan memasarkan produk loloh yang dibuat sendiri.

Memang loloh daun pegagan memiliki kelebihan dibanding loloh lainnya. Bahan baku utamanya daun pegagan yang dimana daun pegagan sendiri memiliki keistimewaan yaitu mengandung senyawa triterpenoida yang bermanfaat untuk menjaga vitalis dan daya ingat serta dapat mengatasi pikun. Ini menjadi kelebihan tersendiri yang dimiliki daun pegagan. Saya juga menjelasakan bahwa untuk bahan yang diperlukan dalam membuat loloh nya sedikit dan mudah didapat seperti daun pegagan, gula, madu dan jeruk nipis. Hanya itu sehingga untuk mencari bahannya tidaklah sulit. 

Kemudian saya menanyakan kembali kepada masyarakat sasaran saya terkait dengan cara pengolahannya mengingat itu point utama dalam materi yang saya sampaikan. Saya menginstruksikan kepada masyarakat saya agar mencermati sekali lagi, sekiranya ada yang ingin ditanyakan dari cara pengolahannya. 

Lalu ada yang menanyakan terkait dengan 50 gram daun pegagan berapa lembar serta 500 ml air itu berapa gelas. Saya kembali menjelaskan bahwa mereka bisa memasukkan daun pegagan sekitar 2 genggam tangan orang dewasa. Dan untuk airnya bisa ukur menggunakan gelas Aqua. Jadi gelas Aqua itu setara dengan 220 ml air. Jadi bisa memasukkan sekitar 2 gelas lebih sedikit. Mengingat bahwa masyarakat sasaran saya tidak memiliki alat ukur. 

Dan terakhir saya juga mengingatkan bahwa pada saat perebusan daun pegagannya, apabila sudah mendidih agar langsung diangkat. Karena lama perebusan juga berpengaruh. Semakin sedikit waktu perebusannya, maka semakin baik. Hal tersebut berdasarkan dari jurnal penelitian yang saya jadikan rujukan yaitu Jurnal Ilmu dan Teknologi Pangan Vol. 8, No. 2, 189-196, Juni 2019, yang berjudul Pengaruh Lama Perebusan Terhadap Karakteristik Loloh Don Piduh. 

Dari diskusi tersebut dapat saya simpulkan bahwa diskusi berjalan dengan sangat baik dan masyarakat sasaran saya antusias selama kegiatan berlangsung, hal tersebut terlihat dari respon masyarakat sasaran pada saat diskusi.

Tentang Penulis
Ni Kadek Ayu Sulatriani