Minggu Kelima

Pada tanggal 15 Agustus, kami memulai hari dengan penuh semangat dan kebersamaan. Pagi itu, kami turut serta dalam latihan pengibaran bendera raksasa bersama warga desa. Kegiatan ini bukan hanya tentang persiapan upacara, tetapi juga menjadi momen untuk mempererat tali silaturahmi antara kami, para mahasiswa KKN, dengan masyarakat setempat. Latihan berlangsung dari pagi hingga siang, dan meskipun melelahkan, kami merasakan kebanggaan yang luar biasa bisa menjadi bagian dari persiapan acara penting ini.Setelah kegiatan pagi yang padat, sore hari menjadi waktu bagi kami untuk fokus pada tugas-tugas individu. Beberapa dari kami melanjutkan program kerja (proker) individu yang sudah direncanakan, sementara yang lain sibuk menyusun laporan KKN, baik laporan individu maupun laporan kelompok. Meskipun aktivitasnya berbeda-beda, semua anggota tetap berusaha memberikan yang terbaik dalam setiap tugas yang dikerjakan.

Malam harinya, kami berkumpul kembali untuk berdiskusi. Diskusi kali ini tidak hanya membahas kegiatan yang telah dan akan dilakukan, tetapi juga mengenai pentingnya menjaga silaturahmi baik selama KKN maupun setelahnya. Kami sepakat bahwa kebersamaan dan persahabatan yang telah terjalin harus tetap dijaga, bahkan setelah program KKN ini selesai

Pada tanggal 16 agustus, Pagi ini, kami memulai kegiatan dengan semangat gotong royong di lokasi pengibaran bendera. Bersama-sama, kami bahu-membahu mempersiapkan segala sesuatunya hingga pukul 10 pagi. Setelah tugas di lokasi selesai, kami kembali ke posko untuk menyelesaikan laporan KKN, baik individu maupun kelompok.

Menjelang sore, kami ikut serta dalam gladi bersih pengibaran bendera raksasa yang akan dikibarkan pada upacara esok hari. Melihat bendera besar berkibar di langit membuat kami semakin bersemangat untuk acara yang akan datang. Seusai gladi bersih, kami melanjutkan dengan membersihkan area upacara, memastikan semuanya siap dan rapi.

Malam harinya, kami berkumpul untuk berdiskusi, seperti biasa. Diskusi ini menjadi momen untuk berbagi pengalaman, saling memberi masukan, dan memperkuat rasa kebersamaan di antara kami.

Tanggal 17 Agustus selalu menjadi hari yang spesial di seluruh penjuru Indonesia, termasuk di Desa Tinga-Tinga. Pagi itu, kami memulai hari dengan mengikuti upacara pengibaran bendera raksasa yang diadakan di desa ini. Upacara ini bukan hanya sekedar ritual tahunan, tetapi juga momen kebersamaan yang penuh khidmat dan kebanggaan bagi seluruh warga desa.Setelah upacara, sore harinya kami melanjutkan dengan berbagai kegiatan perayaan 17 Agustusan. Dalam kegiatan ini, kami berkesempatan untuk ikut serta sebagai pengisi acara dengan melakukan kegiatan senam. Suasana begitu meriah, penuh keceriaan dan semangat kebersamaan. Tidak hanya itu, berbagai lomba juga diadakan, dan tentunya ada banyak hadiah menarik yang menambah semarak acara ini.

Ketika malam menjelang, setelah seluruh lomba usai, kami semua berkumpul untuk menikmati acara penutup yang sangat ditunggu-tunggu, yaitu pertunjukan Tari Kecak. Pemuda-pemudi Desa Tinga-Tinga dengan penuh semangat menampilkan tarian ini, membuat suasana semakin magis dan tak terlupakan. Pertunjukan berlangsung hingga tengah malam, menutup rangkaian perayaan dengan penuh kemeriahan dan kebersamaan yang hangat.

Tanggal 18 Agustus menjadi hari yang berkesan bagi kami. Kami memulai hari dengan menyelesaikan lembar pengesahan untuk laporan KKN, menandai babak akhir dari perjalanan panjang yang penuh tantangan. Menjelang sore, masing-masing anggota kembali fokus menyelesaikan laporan KKN mereka, baik secara individu maupun kelompok. Setiap detail dan pengalaman kami catat dengan cermat, sebagai bagian dari dokumentasi resmi program ini. Beberapa dari kami juga memanfaatkan waktu untuk melaksanakan program kerja terakhir, yaitu Proker Keluarga Asuh. Momen ini menjadi kesempatan terakhir untuk mengucapkan terima kasih dan perpisahan kepada keluarga yang telah memberikan banyak pengalaman berharga selama KKN.

Malam harinya, kami berkumpul dalam diskusi untuk memperkuat hubungan yang telah terjalin selama KKN. Diskusi ini tidak hanya tentang evaluasi program, tetapi juga menjadi ajang refleksi, di mana kami berbagi perasaan, cerita, dan kenangan. Hubungan yang terbangun selama KKN ini terasa semakin erat, dan kami sepakat bahwa meskipun program KKN berakhir, persahabatan ini akan terus berlanjut.


Tentang Penulis
I Komang Pande Wiratama