Pasraman Kilat: Upaya Peningkatan Keterampilan dan Keamanan Diri melalui Pengenalan Keamanan Digital dan Pelestarian Budaya Bali bagi Generasi Muda

Dikutip dari situs Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional, pasraman kilat adalah bentuk pembelajaran keagamaan yang ditujukan untuk meningkatkan nilai religius dan keterampilan dalam bidang keagamaan. Kegiatan tersebut dibagi menjadi dua sesi yaitu materi dan praktik. Pelaksanaan pasraman kilat oleh Mahasiswa KKN Undiksha di Desa Ularan bertempat di SD Negeri Ularan pada tanggal 11 Agustus 2024 yang ditujukan bagi siswa kelas 5 dan 6 sebanyak 68 siswa. Berikut rincian pelaksanaan kegiatan pasraman kilat:

 

Sharing Session Keamanan Digital

Kegiatan ini dilaksanakan sebagai upaya pencegahan adanya kejahatan digital yang berpotensi menyerang anak-anak sebagai resiko atas penggunaan telepon pintar. Materi yang dipaparkan mencakup pentingnya menjaga akun sosial media dan upaya mencegah peretasan akun mengingat sebagian besar anak-anak sudah bermain game online sehingga berbagai iklan maupun tautan yang berbahaya sangat mungkin dijumpai.

 

Pelatihan Dasar Tari

Kegiatan ini dilaksanakan sebagai upaya pengenalan dasar tari dan pelestarian tari Bali. Pengenalan dasar tari meliputi agem, nyeledet, dan tapak sirang pada. Setelah pemberian dasar tari, siswa perempuan diajak untuk menari Rejang Dewa yang dicontohkan langsung oleh mahasiswa. Kegiatan ini diharapkan mampu mengenalkan budaya Bali dan meningkatkan minat untuk menari Bali.

 

Pembuatan Klangsah

Kegiatan ini dilaksanakan serentak bersama Pelatihan Dasar Tari. Kegiatan ini ditujukan bagi siswa laki-laki sebagai upaya pengenalan klangsah dan manfaatnya. Klangsah merupakan warisan budaya turun temurun yang dipakai oleh masyarakat Bali sebagai penyekat dalam kegiatan upacara atau upakara. Adapun proses pembuatannya yaitu dengan membelah daun kelapa menjadi dua bagian kemudian dilakukan penganyaman. Kegiatan ini diharapkan mampu mengenalkan budaya Bali dan meningkatkan keterampilan dalam membuat sarana upakara Bali.


Pembuatan Canang

Pembuatan canang dilaksanakan setelah pelatihan dasar tari bagi siswa perempuan. Kegiatan ini mencakup pemberian cara membuat canang kecil secara langsung menggunakan busung, pisau, dan semat. Setelah itu, siswa perempuan duduk di ruang kelas 5 secara berkelompok dan dibimbing untuk membuat canang bersama mahasiswa.

 

Pembuatan Tipat

Pembuatan tipat khususnya tipat nasi dilaksanakan setelah pembuatan klangsah bagi siswa laki-laki. Kegiatan ini mencakup pemberian cara membuat tipat nasi secara langsung menggunakan busung. Setelah itu, siswa laki-laki duduk di ruang kelas 6 secara berkelompok dan dibimbing untuk membuat tipat bersama mahasiswa.

 

Secara keseluruhan, setiap siswa perempuan mendapatkan kesempatan yang sama untuk latihan tari Bali dan membuat canang kecil sekitar 2-5 biji. Adapun setiap siswa laki-laki juga mendapatkan kesempatan yang sama untuk membuat tipat nasi sekitar 1-2 biji dan setiap kelompok laki-laki mendapatkan kesempatan membuat 1 klangsah yang cukup besar. Kegiatan ini diharapkan mampu meningkatkan kemampuan siswa untuk melestarikan budaya Bali dan meningkatkan kualitas diri melalui perlindungan keamanan digital.


Tentang Penulis
Putu Restu Junita Narayani