Pelatihan Lanjutan Tahap 2: Edukasi Mengenal Aplikasi Sebelum Menggunakannya Dalam Proses Pembelajaran Secara Daring

Pelatihan lanjutan tahap 2 dilakukan secara daring mengingat masih diberlakukannya PPKM daerah Jawa-Bali sehingga seluruh materi ajar dan cara pelatihan dilakukan melalui google meet. Pertemuan secara virtual berlangsung pada tanggal 19 Juli 2021 dengan durasi waktu kurang lebih 2 jam (11.00-13.00). Masyarakat sasaran (siswa) diberikan link join oleh mahasiswa untuk dapat bergabung dalam aplikasi yang sudah disiapkan. Sebelumnya materi telah diberikan melalui WhatsApp grup yang sudah dirancang Selama proses pelatihan dan pemberian materi berlangsung, siswa menunjukan antusiasnya dalam mengikuti meeting, terlihat dalam proses pembelajaran banyak siswa yang aktif dan bertanya terkait penggunaan aplikasi yang lebih efektif. Mereka cenderung lebih menyukai diskusi online lewat Google meet/Zoom daripada pemberian materi melalui WhatsApp grup karena dapat secara langsung bertanya dan mengungkapkan pertanyaan yang ingin mereka tanyakan. Materi yang mahasiswa rancang untuk pembelajaran dan pelatihan pada sesi ini adalah materi yang belum diberiakan guru di sekolah terkait fitur dan tata cara yang baik selama menggunakan aplikasi pendukung pembelajaran online, seperti pintasan cepat membuat link meet, fitur chat yang bervariasi di WhatsApp grup, dan aplikasi Zoom yang dapat membuat garis/gambar baik saat menggunakannya dengan HP atau Laptop. Beberapa siswa mungkin sudah mengetahui hal tersebut, namun ada juga yang belum tau tentang fitur yang bisa digunakan dalam aplikasi. Dalam pertemuan daring ini hanya ada 5 orang yang join dari total keseluruhan masyarakat yang bergabung dalam grup WhatsApp yaitu 7 orang, hal ini dikarenakan kondisi internet di tempat tinggal siswa yang bermasalah jadi mereka tidak bisa join ke dalam pertemuan tersebut. Seperti yang diketahui masalah yang sering terjadi ketika mereka menggunakan Google meet dan Zoom adalah koneksi internet, selain dapat menghambat dalam menerima materi ini juga sangat berpengaruh pada kecerdasan siswa tersebut apabila tidak bisa menerima materi pelajaran dengan baik yang diberikan oleh guru. Namun pemerataan jaringan internet mungkin sedang diusahakan oleh pemerintah agar tetap dapat melaksanakan pertemuan secara daring ini.

Selama pemberian materi dan pelatihan berlangsung, mahasiswa juga memberikan kuis langsung kepada masyarakat sasaran (siswa) berupa pertanyaan sederhana tentang fitur-fitur dalam aplikasi. Banyak siswa yang ikut serta menjawab pertanyaan yang diberikan. Pelatihan semacam ini sangat diperlukan untuk dapat melihat seberapa kemampuan siswa dalam menyerap materi yang telah diberikan. Jadi siswa tidak hanya pandai dalam materi atau mengingat tetapi juga dapat mengoperasikan aplikasi secara langsung kegiatan berdasarkan materi yang telah diberikan. Sebelum mengakhiri pertemuan, seperti biasa ada sesi diskusi dengan masyarakat sasaran (siswa) terkait kendala dan hal lain yang ingin disampaikan. Siswa lebih banyak memberikan opini mereka tentang pentingnya pelatihan semacam ini agar mereka juga paham menggunakan aplikasi sebelum memulai belajar online. Siswa juga mengatakan bahwa kegiatan seperti ini belum ada di sekolahnya, mereka cenderung belajar sendiri untuk paham dan tau bagaimana cara menggunakan aplikasi penunjang pembelajaran daring pada saat ini. Sehingga kegiatan semacam ini menurut siswa sangat penting. Pertanyaan yang diberikan siswa salah satunya adalah, mengapa pertemuan/tatap muka secara daring tidak dilaksanakan via WhatsApp saja karena menurut siswa tersebut penggunaannya gampang dan juga ada fitur video call di dalamnya. Mahasiswa memberikan jawaban bahwa, kuota peserta dalam pertemuan melalui WhatsApp tidak akan bisa menampung seluruh siswa yang kurang lebih di dalam kelas ada 25-30 siswa, dan salah satu fitur yang tidak dimiliki WhatsApp adalah share screen sehingga tidak bisa menampilkan materi atau slide show secara penuh kepada siswa saat proses belajar mengajar berlangsung. Ini merupakan pertanyaan baru yang ditemukan mahasiswa selama melaksanakan pelatihan dengan siswa tingkat SMA di Tejakula. 

Tentang Penulis