Penjamahan Makanan
- Oleh Moh. Akmal Singgih Priastomo
- Wednesday 21/07/2021
- Kelompok 289, Kelompok, Kelompok
Pelaksanaan webinar ke-2 adalah menyampaikan materi tentang penjamahan makanan. Adapun materinya sebagai berikut
1. Pengertian Penjamahan Makanan
Penjamah makanan menurut Depkes RI (2006) adalah orang yang secara langsung berhubungan dengan makanan dan peralatan mulai dari tahap persiapan, pembersihan, pengolahan, pengangkutan sampai penyajian. Dalam proses pengolahan makanan, peran dari penjamah makanan sangatlah besar peranannya. Penjamah makanan yang menangani bahan makanan sering menyebabkan kontaminasi mikrobiologis. Mikroorganisme yang hidup di dalam maupun pada tubuh manusia dapat menyebabkan penyakit yang ditularkan melalui makanan, yang terdapat pada kulit, hidung, mulut, saluran pencernaan, rambut, kuku dan tangan. Selain itu, penjamah makanan juga dapat bertindak sebagai pembawa penyakit infeksi seperti, demam typoid, hepatitis A, dan diare (Fathonah, 2005)
2. Persyaratan penjamahan makanan (Kepmenkes No 942/Menkes/SK/VII/2003)
a. Tidak menderita penyakit mudah menular misal : batuk, pilek, influenza, diare, penyakit perut sejenisnya
b. Menutup luka (pada luka terbuka/ bisul atau luka lainnya)
c. Menjaga kebersihan tangan, rambut, kuku, dan pakaian
d. Memakai celemek, dan tutup kepala
e. Mencuci tangan setiap kali hendak menangani makanan
f. Menjamah makanan harus memakai alat/perlengkapan atau dengan alas tangan
g. Tidak sambil merokok, menggaruk anggota badan (telinga, hidung, mulut atau bagian lainnya)
h. Tidak batuk atau bersin di hadapan makanan yang disajikan dan atau tanpa menutup mulut atau hidung.
3. Karakteristik Penjamah Makanan
a. Umur
Umur mendapatkan perhatian karena akan mempengaruhi kondisi fisik, mental, kemauan kerja, dan tanggung jawab seseorang. Menurut teori psikologi perkembangan pekerja umur dapat digolongkan menjadi dewasa awal dan dewasa lanjut. Umur pekerja dewasa awal diyakini dapat membangun kesehatannya dengan cara mencegah suatu penyakit atau menanggulangi gangguan penyakit dengan cara menjaga kebersihan perorangan. Untuk melakukan kegiatan tersebut, pekerja muda akan lebih disiplin menjaga kesehatannya.
b. Jenis Kelamin
Perbedaan perilaku pria dan wanita dapat dilihat dari cara mereka berpakaian dan melakukan pekerjaan sehari-hari. Baik dalam melakukan hal kebersihan wanita lebih cenderung ke arah lebih bersih dari pada pria. Karena pria berperilaku dan melakukan sesuatu atas dasar pertimbangan rasional dan akal sedangkan wanita atas dasar pertimbangan emosional dan perasaan.
c. Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indra manusia, yakni indra penglihatan, penciuman, pendengaran, rasa dan raba. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (Notoatmojo, 2007). Pengetahuan dilakukan sebelum melalukukan suatu perbuatan secara sadar. Pengetahuan dapat diperoleh melalui informasi yang disampaikan tenaga professional kesehatan, orang tua, guru, buku, media massa, dan sumber lainnya. Pengetahuan juga bisa didapat melalui pengalaman (Hartono, 2008).
Menurut Motarjemi (2005) pendidikan bagi penjamah makanan dan konsumen mengenai cara-cara penanganan makanan yang hygienis merupakan unsur yang paling penting didalam mencegah penyakit bawaan makanan. Setiap kontaminasi baik yang terjadi diawal maupun akibat penanganan selama penyiapannya, bila tidak dikendalikan pada tahap ini akan memberikan dampak negatif secara langsung bagi kesehatan konsumennya. Pendidikan bagi masyarakat dan penjamah baik yang domestik maupun professional mengenai cara-cara menyiapkan makanan yang aman sangat penting untuk menjamin agar:
1. Makanan tidak terkontaminasi oleh mereka sendiri
2. Kontaminasi yang mungkin ada dalam bahan pangan dapat dihilangkan atau dikurangi sampai ke tingkat yang aman
3. Pertumbuhan mikroorganisme sampai mencapai tingkat yang menimbulkan penyakit, ataupun menghasilkan toksin dapat dicegah
4. Makanan terkontaminasi yang tidak bisa dianggap aman dapat dihindari.
Selain penyampaian materi, terdapat dua pertanyaan yang ditanyakan oleh peserta webinar, sebagai berikut:
1. Pertanyaan dari Fifi Fela Shofa Iffadah “Apakah penjamahan makanan yang dilakukan secara sembarangan dapat mempengaruhi kualitas makanan?”
Jawab: iya dapat, terutama jika disentuh langsung menggunakan tangan. Hal ini berpengaruh pada organoleptik suatu makanan terutama makanan yang mudah basi seperti opor ayam. Biasanya yang berubah adalah rasa, aroma dan tekstur. Jika sudah basi seperti ini sebaiknya tidak usah dimakan karena bisa menyebabkan diare.
2. Pertanyaan dari Nurhidayah “Selain memperhatikan penjamahan makanan, apakah ada cara lain yang harus dilakukan agar menjaga mutu makanan tetap baik?”
Jawab: Terdapat cara lain seperti melakukan sterilisasi pada peralatan dapur dan peralatan makanan dari sisa-sisa pengolahan bahan. Dalam dapur juga perlu dilakukan sterilisasi dari hewan pengerat dan serangga, karena hewan tersebut juga bisa menyebabkan penyakit karena makanan sudah tercemar.