Sosialisasi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) sebagai Upaya Antisipasi Penyebaran Pandemi Covid-19
- Oleh Made Ari Arthawati
- Saturday 17/07/2021
- Kelompok 177, Kelompok, Kelompok
Pada hari Sabtu, 17 Juli 2021, pelaksana mengadakan sosialisasi berbasis media audio visual berdurasi 18 menit 38 detik ini melalui grup WhatsApp masyarakat sasaran. Sosialisasi hari ini dilaksanakan dari pukul 10.00 sampai 12.00 Wita dan membahas tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) sebagai Upaya Antisipasi Penyebaran Pandemi Covid-19. Sosialisasi hari ini bertujuan untuk menambah wawasan dan meningkatkan kesadaran masyarakat untuk hidup bersih dan sehat agar bisa mencegah pandemi Covid-19. Selain itu, sosialisasi dengan topik PHBS ini lebih ditekankan pada PHBS dalam tatanan rumah tangga, yaitu mencuci tangan dengan air bersih dan sabun. PHBS tersebut lebih ditekankan pada sosialisasi hari ini karena hasil observasi pelaksana di Desa Panji diketahui bahwa anak-anak di desa ini masih belum bisa menerapkan perilaku tersebut. Mereka sudah menggunakan masker, namun mereka tidak mencuci tangan sebelum dan sesudah beraktivitas, terutama saat mereka jajan di luar rumah dan bermain bersama teman-temannya. Mereka mengatakan bahwa hal itu tidak menjadi masalah dan tidak membuat mereka sakit. Selain itu, mereka juga beralasan bahwa di dekat tempat mereka bermain tidak ada sumber air dan sabun. Jadi, dengan adanya sosialisasi hari ini nantinya diharapkan agar para orang tua yang telah dipilih sebagai masyarakat sasaran dapat membagikan wawasan yang didapat saat sosialisasi kepada anak-anaknya dan membiasakan anak untuk menerapkan PHBS tersebut dimanapun mereka berada.
Adapun tiga pertanyaan yang diajukan oleh masyarakat sasaran pada hari ini. Pertanyaan dari masyarakat dan jawaban dari pelaksana disajikan dalam bentuk tabel berikut.
Nama Penanya | Pertanyaan | Jawaban |
Made Suarnawa | Apakah harus menggunakan sabun khusus jika mencuci tangan? | Menurut ahli di Minnesota Department of Health, sabun khusus seperti sabun antibakteri tidak lebih efektif daripada sabun biasa (termasuk sabun mandi tanpa kandungan antibakteri) dan air, untuk membunuh kuman penyebab penyakit. Belum ada bukti bahwa sabun antibakteri lebih efektif daripada sabun biasa seperti sabun mandi, untuk mencegah infeksi di rumah atau tempat-tempat umum. Oleh sebab itu, sabun biasa sudah cukup untuk menjaga kebersihan tangan selama di rumah atau tempat umum. Namun, bagi para petugas kesehatan atau dokter di rumah sakit, sabun antibakteri tetap dianjurkan untuk digunakan karena alasan medis. Argumen yang senada juga diungkapkan oleh U.S. Food and Drug Administration (FDA). Menurut Badan Pengawas Obat dan Makanan AS itu, tidak ada bukti yang cukup untuk menunjukkan kalau sabun antibakteri yang dijual bebas, lebih baik mencegah penyakit daripada sabun biasa dan air. Dengan kata lain, hingga kini manfaat menggunakan sabun tangan antibakteri belum terbukti. Jadi, mencuci tangan dengan sabun biasa saja sudah cukup untuk menjaga kebersihan tangan. |
Putu Ediyasa | Sering terdengar bahwa mencuci tangan dengan air hangat lebih efektif membunuh kuman. Apakah itu benar? | Sabun dan air hangat telah lama dianggap baik untuk mencegah penyebaran penyakit dan infeksi. Namun, sebuah penelitian yang dilakukan pada tahun 2005 (dan kemudian diterbitkan dalam Journal of Occupational and Environmental Medicine), beberapa peserta diminta untuk mencuci tangan mereka dengan air bersuhu berkisar 40 derajat. Peneliti menemukan bahwa suhu air ternyata tidak terlalu berpengaruh untuk menghilangkan kuman. Adapun sebuah penelitian dari Rutgers University di Amerika Serikat (AS) menguak bahwa mencuci tangan dengan suhu 15 derajat, 26 derajat, hingga 38 derajat Celsius sama saja efeknya. Dalam eksperimen ini, para ahli memberikan bakteri Eschecrichia coli ke tangan para peserta penelitian. Peserta kemudian diminta untuk mencuci tangan dengan suhu air yang berbeda-beda. Hasilnya, baik air dingin, air hangat, dan air panas sama-sama bisa membunuh dan mengusir bakteri tersebut dengan baik. Lalu, penelitian lain yang dilakukan di Northwestern University menemukan bahwa peserta yang mencuci tangan mereka selama lima detik tidak membuat bakteri di tangan mereka menghilang. Sementara itu, orang-orang yang mencuci tangan mereka selama 20-30 detik membuat hampir semua bakteri di tangan mereka hilang. |
Made Sukarma | Dalam video dikatakan bahwa hand sanitizer bisa menjadi alternatif apabila tidak ada air, sabun, dan wastafel di sekitar kita. Bagaimana cara mencuci tangan yang benar dengan hand sanitizer? | Hand sanitizer bisa menjadi alternatif jika tidak ada air bersih, sabun, dan wastafel di sekitar kita. Namun, pastikan hand sanitizer yang kita gunakan mengandung setidaknya 60 persen alkohol. Adapun langkah-langkah mencuci tangan yang benar dengan hand sanitizer, yaitu:
|
Setelah sesi diskusi selesai, pelaksana memberikan link formulir presensi kepada masyarakat sasaran. Seluruh masyarakat sasaran dan perwakilan dari STT Panji telah mengisi presensi. Namun, beberapa masyarakat mengisi presensi tidak tepat waktu karena ada kegiatan lain yang harus dilakukan saat itu sehingga mereka belum mengisi presensi meskipun sudah menonton video dan berdiskusi.
Berikut adalah link Google Drive video sosialisasi hari ini.
https://drive.google.com/file/d/1kwGH5Kab1Ph_ntVqGAmn9hDEFzmxzfV7/view?usp=drivesdk
Catatan: Video hanya bisa dibuka menggunakan email Undiksha.