Berdiskusi Mengenai Tanamanan Obat Keluarga (Toga) bersama Masyarakat Sasaran

Rabu, 7 Juli 2021, masih di minggu pertama kegiatan KKNbD tahun 2021, dilaksanakan kegiatan dikusi mengenai tanaman obat keluarga serta bagaimana masyarakat sasaran memanfatkan toga tersebut. Diskukusi dilakukan melalui WhatsApp grup pada pukul 19:05 s.d 20:35 WITA. Diskusi dilaksanakan pada malam hari bertujuan agar semua masyarakat sasaran dapat mengikutinya karena masyarakat sasaran pada siang hari memiliki jadwal yang berbeda-beda. Tujuan dilakukan diskusi ini adalah untuk mengetahui sejauhmana pengetahuan masyarakat sasaran mengenai Toga, pemanfaatanya secara umum dan pemanfaatannya dalam pencegahan Covid-19 serta menjadi acuan dalam penyusunan materi terkait tanaman obat keluarga yang akan diberikan kepada masyarakat sasaran.

Kegiatan diskusi kami awali dengan berdoa bersama dari tempat tinggal masing-masing, kemudian dilanjutkan dengan pembahasan yang berkaitan dengan tanaman obat keluarga dan juga Covid-19. Masyarakat sasaran tampak begitu antusias mengikuti diskusi, hal ini tampak dari respon-respon yang diberikan oleh masyarakat sasaran. Masyarakat sasaran yang berjumlah 7 orang, saling menginformasikan pengetahuan yang dimilikinya mengenai Toga seperti yang diungkapkan oleh salah satu masyarakat sasaran yang bernama Ari Darmika, ia menyatakan bahwa Toga adalah tanaman obat yang bisa dijadikan untuk obat-obatan, contohnya adalah kunyit, jahe. Berbeda halnya dengan yang diungkapkan oleh Ari Mirayani, ia menyatakan bahwa Toga adalah tanaman obat keluarga contohnya jahe. Berdasarkan hasil diskusi dengan masyarakat sasaran maka dapat disimpulkan bahwa Toga adalah tanaman obat keluarga yang biasanya dimanfaatkan untuk obat-obatan contohnya jahe, kunyit, sirih, sereh, dan kumis kucing. Melalui diskusi dapat juga diketahui bahwa secara umum pengetahuan masyarakat sasaran mengenai Toga masih sederhana masih terbatas pada pemahaman secara umum.

Kami selanjutnya berdiskusi mengenai Toga yang dimiliki oleh masing-masing masyarakat sasaran dan bagaimana pemanafataannya. Satu per satu dari masyarakat sasaran menyampaikannya, sehingga diperoleh hasil yaitu: Ketut Niti menyatakan bahwa beliau memiliki tanaman jahe dan biasa dimanfaatkan untuk memasak dan sarana upacara keagamaan. Hal ini hampir sama dengan Ari Mirayani menyatakan bahwa memiliki tanaman jahe, kunyit, dan sirih yang biasanya dimanfaatkan untuk bumbu masakan dan sarana upacara. Sedangakan Ari Darmika menyakatan memiliki tanaman kunyit, lengkuas, dam jahe yang biasanya dijual, khusus untuk jahe biasa dimanfaatkan untuk bahan tambahan teh. Nia Apriani menyampaikan bahwa ia memiliki tanaman jahe, kunyit, kencur, dan daun mint, untuk daunt mint biasanaya dimanfaatkan untuk membuat minuman. Made Arini menyatakan bahwa ia memiliki tanaman jarak, jahe, dan kunyit, pemanfatannya digunakan untuk membuat minuman herbal dan pohon jarak getahnya biasanya untuk mengobati luka. Putu Gangga menyatakan memiliki tanaman jahe dan kunyit yang biasanya dimanfaatkan untuk bumbu masakan atau tambahan minuman. Berbeda dengan Gede Astawa menyatakan bahwa beliau memiliki daun tapal kuda namun masih jarang dimanfaatkan. Karena diksusi dilakukan malam hari, sehingga para peserta tidak dapat memberikan foto atau gambar tanaman-tanaman obat yang dimilikinya, dan menyampaikan bahwa akan mengirimkannya pada hari berikutnya.

Kegiatan diskusi kami lanjutkan membahas mengenai pemanfaatan tanaman obat keluarga dalam pencegahan Covid-19. Sama seperti sebelumnya satu per satu masyarakat sasaran memberikan pertanyaan yang sesuai dengan topik yang dibahas. Ari Darmika, Ketut Niti, dan Gede Astawa menyatakan belum memanfaatkan Toga untuk pencegahan Covid-19, berbeda halnya dengan Made Arini yang menyatakan sudah rutin memanfaatkan Toga untuk pencegahan Covid-19 dengan mengkonsumsi rebusan dari air jahe dan sereh, sedangkan Ari Mirayani, Putu Gangga, dan Nia Apriani menyatakan bahwa telah memanfaatkan Toga dalam pencegahan Covid-19 namun hanya diawal-awal kemunculan wabah Covid-19. Diskusi terus kami lanjutkan, sampai tiba pada pembahasan mengenai pererapan protokol kesehatan. Mereka menceritakan bahwa telah mererapkan protokol kesehatan dengan sebaik mungkin dan sedisplin mungkin, hal ini dilakukan karena sebagian besar dari mereka harus bekerja keluar dari rumah dan tentunya untuk melindungi diri dan orang-orang disekitarnya dari paparan Covid-19. Kegiatan diskusi kami akhiri dengan berdoa bersama.