Diskusi mengenai perbedaan sebelum dan sesudah Pandemi Covid-19

Diskusi dilaksanakan dalam grup Watsapp yang beranggotakan 6 orang, dalam grup terdiri dari 5 masyarakat sasaran yakni:

1. Ni Nengah Murni (Ibu Rumah Tangga)

2. Dicky Mahaputra Dewayana (Mahasiswa)

3. I Putu Gede Candra Ashari (Pegawai PNS)

4. I Ketut Pande Mudita (Pekerja Dirumahkan)

5 Anak Agung Bhisma Yana (Mahasiswa)


Dalam diskusi ini membahas mengenai kondisi yang dialami sesudah dan sebelum pandemi berlangsung. Pada masyarakat sasaran pertama mengalami kendala di finansialnya, karena sebelum pandemi beliau berjualan di kantin sekolah, namun semenjak pandemi berlangsung sekolah diliburkan dan beliau tidak bekerja. Untuk mencukupi kebutuhan seharinya beliau terpaksa mencari jalan dengan jualan porosan yang disayangkan untung rugi karena tidak ada pembeli.

Pada masyarakat sasaran kedua, kebetulan beliau adalah seorang mahasiswa semester akhir, merasa sangat sulit dalam menyusun Skripsi. Beliau berkata "Oh iya dik kalau dari saya sendiri yang sedang menyusun skripsi terasa sekali perbedaannya. Jika sebelum skripsi saya bisa mengambil data di lapangan  untuk menyusun skripsi, maka sekarang pada masa pandemi ini saya sangat terhambat dalam menyusun skripsi dikarenakan tidak bisa menguji spesimen, mengambil data, juga dalam bimbingan dengan dosen yang kurang intesns dikarenakan bimbingan online. Ya sejak pandemi ini saya hanya membantu pekerjaan orang tua di rumah saja." Yang mengartikan bahwa sulitnya dalam menyusun mengingat topik yang diambil mengharuskan terjun ke lapangan.

Pada Masyarakat ketiga, mungkin masih dalam batas aman, namun untuk pegawi PNS tunjangan kemungkinan akan dihapuskan. Karena negara saat ini fokus mengalokasikan waktunya ke penanganan Covid-19. Kendala yang dihadapi yakni dalam membayar kredit cicilan yang sangat sulit karena tidak ada toleransi untuk pegawai PNS.

Pada masyarakat  sasaran keempat, Kendala yang dihadapi tentu saja akibat dirumahkan. Beliau hanya diam di rumah tanpa ada kesempatan bekerja dan mencari uang. Memang beliau bisa mengerjakan pekerjaan rumah dengan sendiri, namun masih kurang memenuhi kebutuhan fnansialnya.

Pada Masyarakat kelima, kendala dalam bidang pendidikan. Beliau harus mengikuti setiap perkuliahan yang dilaksanakan oleh dosen. Namun disisi lain banyak sekali pengeluaran yang dihabiskan untuk membeli paket internet, guna mengikuti perkuliahan dengan baik


Tentang Penulis