Evaluasi pelaksanaan KMbD di bidang pendidikan Desa Tegalbadeng Timur, Negara, Jembrana, Bali. Berjudul "Strategi Pembelajaran Bahasa Indonesia Agar Tidak Membosankan Di Masa Covid-19 Untuk Masyarakat Desa Tegalbadeng Timur"


            Bidang pendidikan merupakan aspek terpenting dalam kehidupan masyarakat setelah ekonomi, terutama di masa covid-19 saat ini. Definisi tersebut yang lalu membuat saya berinisiatif mengangkat tema pendidikan dalam pelaksanaan KKN Mandiri berbasis Daring (KMbD). Dilatarbelakangi oleh jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, saya mencoba untuk mencari masalah atau kendala yang dihadapi masyarakat Desa Tegalbadeng Timur Kecamatan Negara Kabupaten Jembrana selama melaksanakan belajar mandiri secara daring di masa covid-19 khususnya dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia. Seperti yang kita tahu, Bahasa Indonesia merupakan mata pelajaran yang dianggap cukup mudah oleh masyarakat sesuai pengalamannya masing-masing, tetapi setelah saya melakukan observasi ke masyarakat sasaran tidak sedikit kendala yang mereka temukan di mata pelajaran Bahasa Indonesia saat belajar mandiri secara daring selama masa covid-19, baik guru maupun siswa.

            Observasi sebagai rangkaian sekaligus tahap awal pelaksanaan KMbD saya lakukan secara daring melalui fitur aplikasi WhatsApp. Selain untuk mematuhi protokol kesehatan sesuai dengan imbauan pemerintah, observasi daring juga dilakukan untuk mencegah dan memutus rantai penyebaran covid-19. Dari 10 orang yang saya wawancarai dalam tahap obsevasi ini, ada 5 orang masyarakat sasaran yang saya pilih terdiri atas 4 orang siswa dan 1 orang guru dilihat dari pentingnya kendala yang ditemukan untuk dibahas dengan dijadikan program kerja dalam pelaksanaan KMbD. Pada tahap ini, saya menemukan 4 kendala dalam pembelajaran Bahasa Indonesia secara daring yang kemudian saya jadikan program kerja saya dalam melaksanakan KMbD, 4 kendala tersebut antara lain : rendahnya minat baca masyarakat sasaran(siswa) terlebih saat belajar mandiri secara daring jauh dari pengawasan guru, sulit memberikan materi dongeng dengan media boneka jari(guru),  kurang paham dengan materi puisi dan teknik pembacaan puisi yang baik walaupun setiap tahun selalu mendapat materi puisi di kelas, dan bingung dengan materi majas atau gaya bahasa yang memiliki banyak jenis.  

            Lima masyarakat sasaran yang terdiri atas satu orang pendidik dan empat orang peserta didik memiliki kendala yang berbeda, hanya satu yang menjadi kendala mayoritas dan kendala ini sudah lumrah kita temukan di masyarakat. Kendala tersebut adalah rendahnya minat baca masyarakat terutama di kalangan siswa, yang dampaknya akan sangat terlihat saat mereka melakukan proses belajar mengajar tatap muka di kelas. Menanggapi masalah masyarakat sasaran ini, saya mencoba membuat dua program kerja yang efisien untuk mengatasi masalah tersebut di minggu pertama pelaksanaan KMbD. Program kerja tersebut yaitu membuat grup WhatsApp untuk masyarakat sasaran dan membagikan beberapa judul buku elektronik dalam bentuk PDF yang menarik dan memiliki daya tarik tinggi untuk dibaca oleh kalangan siswa melalui grup WhatsApp tersebut. Beberapa buku tersebut masih berkitan dengan materi video-video pembelajaran yang menjadi program kerja selanjutnya agar berelasi dan memudahkan siswa belajar.

            Dari empat orang siswa yang saya jadikan masyarakat sasaran, satu di antaranya merupakan siswa kelas 9 Sekolah Menengah Pertama. Salah satu masyarakat sasaran  yang berstatus sebagai siswa kelas 9 ini memiliki kendala pada materi puisi, dia merupakan anak yang sulit menerima sebuah pelajaran tanpa dijelaskan sedangkan gurunya hanya memberikan materi dalam bentuk dokumen dan menugaskan siswanya untuk membaca selama belajar mandiri secara daring di rumah. Pada minggu kedua, program kerja ketiga terlaksana dengan membuatkan masyarakat sasaran video pemaparan materi puisi dan contoh pembacaan puisi lalu mengunggah ke Drive dan membagikan linknya ke grup WhatsApp masayarakat sasaran agar yang lain juga bisa mempelajarinya. Judul puisi yang saya gunakan dalam video tersebut adalah “Cepat pulih, bumi”. Puisi tersebut merupakan puisi karangan saya sendiri yang temanya sesuai dengan keadaan dunia saat ini, sehingga mengharuskan seluruh masyarakat berbagai kalangan berkegiatan secara daring di rumah.

            Satu dari lima masyarakat sasaran pelaksanaan KMbD Desa Tegalbadeng Timur merupakan seorang guru mata pelajaran Bahasa Indonesia di salah satu SMA Negeri di Jembrana. Beliau memiliki kendala dalam proses belajar mengajar secara daring pada materi dongeng tepatnya saat penyampaian contoh pembacaan dongeng agar lebih menarik dan siswa paham saat ditugaskan untuk membuat sendiri. Untuk dijadikan program kerja yang keempat, saya menawarkan bantuan untuk membuatkan video pemaparan materi singkat tentang dongeng dan video pembacaan dongeng dengan media boneka jari. Pada minggu ketiga, saya mulai mengerjakan program kerja yang keempat dimulai dari menyiapkan bahan pembuatan boneka jari, judul dongeng yang akan dibacakan, dan materi dongeng. Proses pengerjaan program kerja yang keempat ini menghabiskan waktu empat hari, dari tahap persiapan awal hingga tahap pembagian hasil video ke grup WhatsApp masyarakat sasaran. Sesuai judul dongeng, boneka jari yang saya buat terdiri atas empat karakter yaitu beruang, lebah, kambing jantan dan kambing betina. Empat karakter boneka jari tersebut untuk membawakan dua judul dongeng yaitu “dua ekor kambing” dan “beruang dan lebah”. Setelah saya kirim dan dilihat oleh Ibu Diah (guru Bahasa Indonesia) sebagai masyarakat sasaran, saya mendapat komentar positif dan sedikit pujian yang membuat saya lega karena apa yang saya buat dapat bermanfaat untuk orang lain.

            Tiga masyarakat sasaran yang belum saya sebutkan di atas terdiri dari satu siswa kelas 2 Sekolah Menengah Pertama dan dua lainnya adalah siswa kelas 11 Sekolah Menengah Kejuruan.  Kebetulan mereka memiliki kendala yang sama pada materi yang sama juga, hanya saja tingkat kesulitannya yang berbeda. Kendalanya adalah kesulitan memahami materi majas karena membingungkan saat belajar mandiri secara daring di rumah hanya diberi materi dalam bentuk dokumen tanpa dijelaskan. Lalu saya memberikan solusi untuk membuatkan video pemaparan materi majas dan contoh kalimat yang mengandung gaya bahasa. Pada minggu keempat pelaksanaan KMbD, saya menghabiskan waktu 2 hari untuk membuat video pemaparan materi majas yang diawali dengan menyiapkan materi bahan dan membuatkan salindia hingga video selesai. Sebelum membagikan video pembelajaran terakhir ini, saya melakukan sedikit evaluasi terhadap materi-materi yang telah diberikan sebelumnya dengan cara menugaskan masyarakat sasaran(siswa) untuk membuat video contoh pembacaan puisi atau dongeng(sesuai materi yang telah diberikan sebelumnya). Proses pembuatan video yang saya tugaskan sebagai bahan evaluasi pelaksanaan KMbD ini, saya beri waktu 2 hari dan langsung mengirimkan ke grup. Setelah dua hari berlalu, lengkap 4 video sesuai dengan jumlah masyarakat sasaran (siswa) yang terdiri dari 1 video pembacaan dongeng (tanpa boneka jari) dan 3 video pembacaan puisi sudah saya terima. Langkah selanjutnya yang saya lakukan adalah mengecek hasil karya masyarakat sasaran (siswa) pelaksanaan KMbD Desa Tegalbadeng Timur yang semangatnya luar biasa. Setelah kegiatan evaluasi selesai, barulah saya mengirimkan satu video pembelajaran majas dalam bentuk link google drive untuk dipelajari. Dengan dikirimnya video materi majas yang merupakan program kerja terakhir saya, maka berakhirlah pelaksanaan KKN Mandiri berbasis Daring dan pengabdian di bidang pendidikan pada masa covid-19 saya untuk beberapa masyarakat sasaran di Desa Tegalbadeng Timur, Kecamatan Negara, Kabupaten Jembrana.