Evaluasi pelaksanaan KMbD di bidang pendidikan Desa Tegalbadeng Timur, Negara, Jembrana, Bali. Berjudul "Strategi Pembelajaran Bahasa Indonesia Agar Tidak Membosankan Di Masa Covid-19 Untuk Masyarakat Desa Tegalbadeng Timur"
- Oleh Aditya Diah Anggini
- Tuesday 04/08/2020
- Kelompok 278, Kelompok, Kelompok
Bidang pendidikan merupakan aspek terpenting dalam kehidupan
masyarakat setelah ekonomi, terutama di masa covid-19 saat ini. Definisi
tersebut yang lalu membuat saya berinisiatif mengangkat tema pendidikan dalam
pelaksanaan KKN Mandiri berbasis Daring (KMbD). Dilatarbelakangi oleh jurusan
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, saya mencoba untuk mencari masalah atau
kendala yang dihadapi masyarakat Desa Tegalbadeng Timur Kecamatan Negara
Kabupaten Jembrana selama melaksanakan belajar mandiri secara daring di masa
covid-19 khususnya dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia. Seperti yang kita
tahu, Bahasa Indonesia merupakan mata pelajaran yang dianggap cukup mudah oleh
masyarakat sesuai pengalamannya masing-masing, tetapi setelah saya melakukan
observasi ke masyarakat sasaran tidak sedikit kendala yang mereka temukan di
mata pelajaran Bahasa Indonesia saat belajar mandiri secara daring selama masa
covid-19, baik guru maupun siswa.
Observasi sebagai rangkaian sekaligus
tahap awal pelaksanaan KMbD saya lakukan secara daring melalui fitur aplikasi
WhatsApp. Selain untuk mematuhi protokol kesehatan sesuai dengan imbauan pemerintah,
observasi daring juga dilakukan untuk mencegah dan memutus rantai penyebaran
covid-19. Dari 10 orang yang saya wawancarai dalam tahap obsevasi ini, ada 5
orang masyarakat sasaran yang saya pilih terdiri atas 4 orang siswa dan 1 orang
guru dilihat dari pentingnya kendala yang ditemukan untuk dibahas dengan dijadikan
program kerja dalam pelaksanaan KMbD. Pada tahap ini, saya menemukan 4 kendala
dalam pembelajaran Bahasa Indonesia secara daring yang kemudian saya jadikan
program kerja saya dalam melaksanakan KMbD, 4 kendala tersebut antara lain :
rendahnya minat baca masyarakat sasaran(siswa) terlebih saat belajar mandiri
secara daring jauh dari pengawasan guru, sulit memberikan materi dongeng dengan
media boneka jari(guru), kurang paham
dengan materi puisi dan teknik pembacaan puisi yang baik walaupun setiap tahun
selalu mendapat materi puisi di kelas, dan bingung dengan materi majas atau
gaya bahasa yang memiliki banyak jenis.
Lima masyarakat sasaran yang terdiri
atas satu orang pendidik dan empat orang peserta didik memiliki kendala yang
berbeda, hanya satu yang menjadi kendala mayoritas dan kendala ini sudah lumrah
kita temukan di masyarakat. Kendala tersebut adalah rendahnya minat baca
masyarakat terutama di kalangan siswa, yang dampaknya akan sangat terlihat saat
mereka melakukan proses belajar mengajar tatap muka di kelas. Menanggapi
masalah masyarakat sasaran ini, saya mencoba membuat dua program kerja yang efisien
untuk mengatasi masalah tersebut di minggu pertama pelaksanaan KMbD. Program
kerja tersebut yaitu membuat grup WhatsApp untuk masyarakat sasaran dan
membagikan beberapa judul buku elektronik dalam bentuk PDF yang menarik dan
memiliki daya tarik tinggi untuk dibaca oleh kalangan siswa melalui grup WhatsApp
tersebut. Beberapa buku tersebut masih berkitan dengan materi video-video
pembelajaran yang menjadi program kerja selanjutnya agar berelasi dan
memudahkan siswa belajar.
Dari empat orang siswa yang saya
jadikan masyarakat sasaran, satu di antaranya merupakan siswa kelas 9 Sekolah
Menengah Pertama. Salah satu masyarakat sasaran yang berstatus sebagai siswa kelas 9 ini
memiliki kendala pada materi puisi, dia merupakan anak yang sulit menerima
sebuah pelajaran tanpa dijelaskan sedangkan gurunya hanya memberikan materi
dalam bentuk dokumen dan menugaskan siswanya untuk membaca selama belajar
mandiri secara daring di rumah. Pada minggu kedua, program kerja ketiga
terlaksana dengan membuatkan masyarakat sasaran video pemaparan materi puisi
dan contoh pembacaan puisi lalu mengunggah ke Drive dan membagikan linknya ke grup WhatsApp masayarakat sasaran
agar yang lain juga bisa mempelajarinya. Judul puisi yang saya gunakan dalam
video tersebut adalah “Cepat pulih, bumi”. Puisi tersebut merupakan puisi
karangan saya sendiri yang temanya sesuai dengan keadaan dunia saat ini,
sehingga mengharuskan seluruh masyarakat berbagai kalangan berkegiatan secara
daring di rumah.
Satu dari lima masyarakat sasaran
pelaksanaan KMbD Desa Tegalbadeng Timur merupakan seorang guru mata pelajaran
Bahasa Indonesia di salah satu SMA Negeri di Jembrana. Beliau memiliki kendala
dalam proses belajar mengajar secara daring pada materi dongeng tepatnya saat
penyampaian contoh pembacaan dongeng agar lebih menarik dan siswa paham saat
ditugaskan untuk membuat sendiri. Untuk dijadikan program kerja yang keempat,
saya menawarkan bantuan untuk membuatkan video pemaparan materi singkat tentang
dongeng dan video pembacaan dongeng dengan media boneka jari. Pada minggu
ketiga, saya mulai mengerjakan program kerja yang keempat dimulai dari
menyiapkan bahan pembuatan boneka jari, judul dongeng yang akan dibacakan, dan
materi dongeng. Proses pengerjaan program kerja yang keempat ini menghabiskan
waktu empat hari, dari tahap persiapan awal hingga tahap pembagian hasil video
ke grup WhatsApp masyarakat sasaran. Sesuai judul dongeng, boneka jari yang
saya buat terdiri atas empat karakter yaitu beruang, lebah, kambing jantan dan kambing
betina. Empat karakter boneka jari tersebut untuk membawakan dua judul dongeng
yaitu “dua ekor kambing” dan “beruang dan lebah”. Setelah saya kirim dan
dilihat oleh Ibu Diah (guru Bahasa Indonesia) sebagai masyarakat sasaran, saya
mendapat komentar positif dan sedikit pujian yang membuat saya lega karena apa
yang saya buat dapat bermanfaat untuk orang lain.
Tiga masyarakat sasaran yang belum
saya sebutkan di atas terdiri dari satu siswa kelas 2 Sekolah Menengah Pertama
dan dua lainnya adalah siswa kelas 11 Sekolah Menengah Kejuruan. Kebetulan mereka memiliki kendala yang sama
pada materi yang sama juga, hanya saja tingkat kesulitannya yang berbeda. Kendalanya
adalah kesulitan memahami materi majas karena membingungkan saat belajar
mandiri secara daring di rumah hanya diberi materi dalam bentuk dokumen tanpa
dijelaskan. Lalu saya memberikan solusi untuk membuatkan video pemaparan materi
majas dan contoh kalimat yang mengandung gaya bahasa. Pada minggu keempat
pelaksanaan KMbD, saya menghabiskan waktu 2 hari untuk membuat video pemaparan
materi majas yang diawali dengan menyiapkan materi bahan dan membuatkan
salindia hingga video selesai. Sebelum membagikan video pembelajaran terakhir
ini, saya melakukan sedikit evaluasi terhadap materi-materi yang telah
diberikan sebelumnya dengan cara menugaskan masyarakat sasaran(siswa) untuk
membuat video contoh pembacaan puisi atau dongeng(sesuai materi yang telah
diberikan sebelumnya). Proses pembuatan video yang saya tugaskan sebagai bahan
evaluasi pelaksanaan KMbD ini, saya beri waktu 2 hari dan langsung mengirimkan
ke grup. Setelah dua hari berlalu, lengkap 4 video sesuai dengan jumlah
masyarakat sasaran (siswa) yang terdiri dari 1 video pembacaan dongeng (tanpa
boneka jari) dan 3 video pembacaan puisi sudah saya terima. Langkah selanjutnya
yang saya lakukan adalah mengecek hasil karya masyarakat sasaran (siswa)
pelaksanaan KMbD Desa Tegalbadeng Timur yang semangatnya luar biasa. Setelah
kegiatan evaluasi selesai, barulah saya mengirimkan satu video pembelajaran
majas dalam bentuk link google drive untuk
dipelajari. Dengan dikirimnya video materi majas yang merupakan program kerja terakhir
saya, maka berakhirlah pelaksanaan KKN Mandiri berbasis Daring dan pengabdian di
bidang pendidikan pada masa covid-19 saya untuk beberapa masyarakat sasaran di
Desa Tegalbadeng Timur, Kecamatan Negara, Kabupaten Jembrana.