Memonitoring perkembangan masyarakat sasaran mengenai pemanfaatan media online dalam pembelajaran yang dilakukan secara tatap muka.
- Oleh I Wayan Wira Praditya
- Thursday 29/07/2021
- Kelompok 23, Kelompok, Kelompok
Pada Senin, 26 Juli 2021 penulis melaksanakan kegiatan minggu ke-4 pelaksanaan KKNbD di Desa Pejeng Kaja. Kegiatan pada minggu ke-4 ini ialah memonitoring atau memantau perkembangan penerapan ilmu yang sudah diberikan pada minggu-minggu sebelumnya. Ilmu tersebut tak lain ialah cara menerapkan media online dalam mendukung pembelajaran anak SD di masa pandemi seperti sekarang. Kegiatan monitoring ini bertujuan untuk melihat seberapa jauh masyarakat sasaran memahami hal-hal yang sudah disampaikan oleh penulis dalam menerapkan media online sebagai media pembantu pembelajaran Bahasa Inggris anak. Selain itu, dengan dilaksanakannya kegiatan ini penulis para orang tua agar lebih mengetahui pembelajaran anak dan sekaligus dapat menjadi pembimbing anak pada saat belajar dirumah. Oleh karena penulis mendapatkan data bahwa masih banyak orang tua yang belum mampu membantu anak-anak mereka dalam belajar secara mandiri dirumah, yang khususnya di lingkungan Desa Pejeng Kaja.
Dalam pelaksanaan monitoring ini, penulis mengarahkan para masyarakat sasaran untuk mempraktikkan pemanfaatan media online secara langsung sesuai dengan apa yang sudah penulis ajarkan. Setelah itu penulis mendatangi masing-masing masyarakat sasaran dan menanyakan apakah ada yang belum dipahami oleh masyarakat sasaran dalam memanfaatkan media online tersebut. Setelah itu, penulis memberikan pengarahan terkait dengan permasalahan yang dihadapi oleh masing-masing masyarakat sasaran. Kegiatan dilaksanakan mulai pada Senin, 26 Juli sampai Kamis, 29 Juli 2021. Pada hari pertama penulis mendatangi Ibu Pande Warsiki yang memanfaatkan YouTube sebagai media dalam mengajari anaknya cerita pendek dalam Bahasa Inggris. Menurut pengakuan beliau, tidak ada permasalahan yang dihadapi dalam penerapan YouTube tersebut. Selain itu, beliau juga mengaku setelah beliau menerapkan YouTube sebagai media pembantu pembelajaran anaknya, sang anak terlihat lebih rajin mempelajari Bahasa Inggris secara mandiri. Selain itu, sang anak juga lebih sering untuk mempraktikkan kosa kata yang ia pelajari selama menonton video yang mengandung cerita pendek dalam Bahasa Inggris.
Setelah itu, pada hari kedua tanggal 27 Juli 2021 penulis mendatangi masyarakat sasaran kedua yaitu bapak Tawi Arsana. Penulis mendapatkan data yang serupa yakni bapak Tawi menerapkan media YouTube sebagai tempat untuk mengajarkan anaknya cerita dalam Bahasa Inggris. Beliau mengungkapkan bahwa setelah sang anak mempelajari cerita dalam Bahasa Inggris melalui YouTube tersebut, lebih aktif untuk berbicara dalam Bahasa Inggris namun masih terbata-bata. Bapak Tawi menyatakan tidak menemui kesulitan dalam menerpkan pengetahuan yang sudah penulis bagikan. Penulis juga mendatangi masyarakat sasaran ketiga yaitu Ibu Wayan Kardinadi yang menggunakan media YouTube dalam mengajarkan sang anak lagu anak-anak dalam bahasa Inggris. Kegiatan ini dilaksanakan pada hari ketiga tanggal 28 Juli 2021. Ibu Wayan mengatakan beliau tidak menemukan masalah apapun dalam menerapkan pengetahuan yang sudah penulis bagikan. Selain itu, beliau juga menyatakan bahwa sang anak semakin rajin untuk mempraktikkan kemampuan berbicaranya dalam Bahasa Inggris dengan kosa kata yang sesuai dengan lagu-lagu yang ia dengarkan melalui YouTube.
Selanjutnya oleh karena penulis tidak bisa melaksanakan kegiatan pada tanggal 30 Juli 2021, memutuskan untuk mengunjungi dua masyarakat sasaran pada tanggal 29 Juli 2021. Pertama penulis mendatangi masyarakat sasaran keempat yaitu Ibu Putu Artini yang menerapkan Duolingo dalam membantu sang anak untuk meningkatkan kemampuannya dalam berbahasa Inggris. Ibu Artini menyatakan menemukan masalah dalam menggunakan aplikasi Duolingo tersebut. Ibu artini tidak bisa login kedalam aplikasi Duolingo oleh karena tidak punya akun yang dapa digunakan. Oleh karena itu, penulis membantu membuatkan akun agar Ibu Artini dapat menyimpan pencapaian dalam aplikasi Duolingo tersebut. Menurut beliau sang anak memiliki rasa penasaran yang besar sehingga beliau memutuskan untuk memanfaatkan Duolingo tersebut yang mana menyimpan banyak kejutan yang berhubungan dengan pembelajaran Bahasa Inggris.
Terakhir, penulis mendatangi masyarakat sasaran kelima yaitu Bapak Nyoman Sija yang menerapkan media YouTube dalam mendukung pembelajaran bahasa Inggris sang anak. Bapak Sija memilih untuk mengajarkan sang anak cerita dalam bahasa Inggris untuk mendukung perkembangan kemampuan mendengarkan dan membacanya. Bapak Sija menuturkan bahwa beliau menemukan masalah pada saat pertama kali menggunakan YouTube sebagai media belajar anak yakni tidak bisa menemukan cerita yang tepat. Namun setelah penulis memberikan pengarahan tentang cerita yang tepat, beliau mengatakan sudah lebih mengerti.