Mengenal Perbedaan Dampak Covid-19 di setiap kabupaten di Bali dan Pencegahan penyebarannnya dengan penerapan PHBS
- Oleh I Wayan Budiantha Suta
- Monday 03/08/2020
- Kelompok 185, Kelompok, Kelompok
Kesimpilan dan Evaluasi
Ini hasil sharing terkait dampak pandemi Covid-19 pada minggu pertama
Hasil ini didapat dari masyarakat sasaran yang Berbeda Kabupaten/Kota
Kabupaten klungkung
Baik disini saya akan memberi sedikit tanggapan tentang pertanyaan kakak, untuk pertama saya akan menyampaikan keadaan di daerah saya, jadi untuk sebelum adanya pandemi ini di daerah saya dari segi aktifitas maupun kegiatan masih begitu ramai tetapi seiring dengan berjalan waktu dan mulai masuk adanya pandemi sedikit demi sedikit aktifitas mulai berkurang baik dari jumlah orang yang keluar bekerja, sekolah, dan bepergian. Seperti contohnnya kegiatan sekolah yang diganti menjadi bljar di rumah dan bekerja juga dirumah serta pengurangan aktifitas untuk berjualan di pasar senggol.
Untuk mengenai hal" yang saya lakukan sesudah maupun sebelum adanya pandemi masih sama, saya ttep melakukan aktifitas bekerja karna di tempat kerja saya tdk ada yang melakukan phk atau merumahkan karyawan, yang menjadi perbedaan di tempat kerja saya sblum dan sesudah pandemi yaitu mungkin dari segi aktifitas di tempat kerja yg berkurang, seperti halnnya menagih kredit ke masing" rumah nasabah dan mengurangi keramaian seperti rapat" tatap muka. Dan usaha saya untuk mencegah atau mengurangi penularan covid-19 ini yaitu dari pribadi agar tetap menjaga kesehatan seperti tetap memakai masker, selalu cuci tangan dan ttep menyiapkan hand sainitizer serta menjauh dari keramaian.
Kabupaten Tabanan
Baik untuk keadaan di daerah saya sebelum pandemi berjalan normal, orang" beraktifitas seperti biasanya.. kemudian pada saat pandemi ketika semuanya mulai dibatasi seperti pasar dan juga toko" atau supermarket yg buka mulai siang hari. Pada awal pandemi keadaan jalan menjadi sepi tetapi ada beberapa masyarakat yg tetap menjalankan aktifitas seperti biasanya dengan tetap mengikuti protokol kesehatan.
Untuk hal" yg saya lakukan sebelum pandemi yaitu kuliah offline sedangkan pada saat pandemi menjadi kuliah online. Usaha saya untuk mencegah dan mengurangi penyebaran covid-19 yaitu selalu mengikuti protokol kesehatan seperti mengenakan masker jika terpaksa bepergian ke luar rumah, rajin mencuci tangan dan berperilaku hidup bersih dan sehat
Kabupaten Bangli
Sejauh ini perkembangan covid-19 di daerah saya masih terjadi penambahan hal ini mungkin disebabkan karena masih banyaknya PMI yang kembali dari luar negeri dan untuk mencegah penularan virus ini dinas kesehatan melakukan rapid test di sejumlah area yang dikunjungi banyak orang seperti pasar. Dan untuk kondisi sebelum dan sesudah terjadinya pandemi ini mungkin perbedaannya dari segi aktivitas yang dilakukan sebelum pandemi banyak orang yang mengunjungi tempat tempat wisata di Bangli seperti kintamani dan Penglipuran namun setelah adanya pandemi ini tempat wisata tersebut tutup selama beberapa bulan namun sekarang karena sudah diterapkannya new normal tempat wisata tersebut sudah mulai kembali dibuka namun dengan menerapkan protokol kesehatan yang diberikan oleh pemerintah.
Kabupaten Gianyar
Baik, mohon ijin menanggapi pertanyaan kk, Sejauh ini perkembangan covid-19 di daerah saya masih terjadi penambahan,
jadi sebelum adanya pandemi ini di daerah saya untuk pariwisatanya maupun segi aktifitas kegiatan masih begitu ramai tetapi seiring dengan berjalan waktu dan mulai adanya Covid-19 sedikit demi sedikit aktifitas mulai berkurang ,semua tempat pariwisata di tutup. Jadi penghasilan warganya juga tidak stabil.
Dan mengenai pertanyaan kk yang ke 2, hal” apa saja yg saya lakukan sesudah maupun sebelum adanya pandemi. Sebelum pandemi biasanya saya sering pergi jalan”, ke musium and else. But Sejak wabah virus corona merebak dan semua orang diminta di rumah saja, tempat-tempat wisata termasuk museum menutup akses pengunjung. Meski demikian, pengelola museum membuka akses kunjungan secara virtual.Jadi saya bisa jelajahi melalui ponsel atau laptop.
Kabupaten Buleleng
Terimakasih atas kesempatannya, disini saya perwakilan dari kabupeten Buleleng ingin memberikan gambaran terkait hal-hal yang dilakukan sebelum dan pada saat pandemic COVID-19 ini.
Sebelum pandemi suasananya begit ramai karena saya tinggal tepat di kota singaraja, jadi mahasiswa banyak dan siswa yang sekolah karena kota singaraja terkenal sebagai kota pendidikan. Pada saat sebelum pandemi supermarket dan warun makan biasanya ada sampai buka 24 jam. dan di tempat tempat wisata pada saat akhir pecan selalu ramai seperti pemandian, pantai dan lain-lain.
Akan tetapi semua berubah pada saat COVID-19 sampai di Indonesia dan pemerintah menyiaratkan tanda bahaya akan virus Corona ini. Seluruh instansi Pendidikan dirumahkan dan menyebabkan semua mahasiswa yang merantau di Bali khususnya di Buleleng pulang ke rumah mereka. Juga saat pandemic jika keluar rumah wajib menggunakan masker, bahkan sampai polisi mengadakan tilang masker(jika tidak memakai masker akan ditilang).
Kabupaten Karangasem
Baik, disini saya akan menjelaskan tentang dampak dari COVID-19 ini.
Sebelum adanya pandemi kondisinya biasa saja, anak2 bisa sekolah tatap muka. Muda mudi sering berkumpul bersama, seperti hari-hari biasanya. Namun setelah adanya pandemi saya yang tinggal di Surabaya jadi mendadak pulang ke Bali karena mendapatkan informasi kegiatan kampus diliburkan selama 2 minggu, dan selebihnya digantikan dengan kuliah online. Sesampainya disini terjadi sedikit kepanikan masyarakat, mulai dari langkanya stok masker di pasaran, kemudian parno-an ketika mau keluar. Bahkan kejadian yang paling parah karena parnonya masyarakat, di Pelabuhan Padangbai sempat terjadi penolakan pasien yang dirujuk ke RSUD Klungkung karena minimnya informasi ke masyarakat. Selain itu juga terjadi pembatasan jam buka pasar tradisional.
Hal hal yang saya lakukan hanyalah berdiam diri dirumah, menerapkan pola hidup sehat, dan tentunya sering berolahraga. Apabila dirasa perlu keluar, tentunya mematuhi protokol kesehatan.
Kota Denpasar
gambaran umum di daerah saya tepatnya denpasar selatan, sebelum adanya pandemi corona aktifitas berjalan dengan lancar seperti sedia kala, ketika adanya pandemi corona masyarakat mulai panik, segala aktivitas mulai berkurang dan dihentikan dulu, seperti karyawan harus berkerja dari rumah, penutupan sekolah, adanya sistem lokdown, tempat pariwisata semua ditutup hal tersebut menyebabkan penghasilan massyarakat tidak stabil. Hal yang saya lakukan sebelum pandemi yaitu kuliah offline sambil ngajar les dan sesudah pandemi kerja bisnis online. Usaha saya untuk mencegah dan mengurangi penyebaran covid mengikuti protokol kesehatan seperti menggunakan masker, konsumsi vitamin, racin mencuci tangan serta mengunakan sanitaiser.
Kabupaten Badung
Baik disini saya akan menyampaikan keadaan di daerah saya sebelum dan selama pandemi covid-19 ini.
Daerah tempat tingal saya itu di daerah badung utara, kecamatan petang, kalo ada yang tau sangeh, di sangeh itu keutara lagi. Jadi di daerah saya itu masih katagori pedesaan, sebagian besar pekerjaanya menjadi petani. Nah, sebelum adanya pandemic covid-19 ini kegiatan masyarakat di daerah saya masih berjalan seperti biasa, baik orang yang keladang, kesawah, kegiatan perkantoran, kegiatan di pasar, kegiatan disekolah, kegiatan di pura dll masih seperti biasa ramai. Kemudian setelah adanya pandemic covid-19 ini mulai banyak himbauan untuk tidak melakukan kegiatan diluar rumah terlalu banyak. Jadi untuk kegiatan pembelajaran disekolah mulai dilakukan secara online. Untuk kegiatan perkatoran seperti di kantor desa masih berjalan seperti biasa, namun sudah mulai menerapkan protocol kesehatan seperti menggunakan masker dan handsanitizer. Kemudian untuk kegiatan di pasar itu sempat ada peraturan untuk dagang mulai buka jam 7 pagi, namun peraturan itu kalo tidak salah hanya berlaku 2-3 minggu. Kemudian setelah 3 minggu itu kembali lagi buka seperti biasa jam 4 pagi, namun untuk tutupnya pasar itu semenjak mulai pandemic covid hingga saat ini sampai jam 12 siang saja. Kemudian untuk kegiatan di pura-pura, seperti piodalan atau purnama tetap dilaksanakan namun hanya melibatkan kelihan adat, kelihan dinas, pemangku, dan serati (tukang banten) saja dengan jumlah orang maks. 25 orang. Kemudian untuk warga2 yang bekerja di ladang atau sawah tetap bekerja namun tetap menerapkan protocol kesehatan spt menggunakan masker. Semenjak adanya pandemic covid ini di desa saya setiap minggu dilakukan kegiatan penyemprotan disinfektan di setiap rumah, jadi untuk dirumah saya itu dilakukan setiap hari sabtu. Kemudian untuk disetiap depan rumah2 warga, toko, warung, pura, balai banjar mulai banyak dibuat washtafel untuk cuci tangan.
Untuk saya sendiri sebelum adanya pandemic ini kegiatan saya masih kuliah tatap muka seperti biasa di kampus, kegiatan praktikum juga masih berlangsung. Namun dimasa pandemic ini kegiatan pembelajaran diubah menjadi daring hingga uts dan uas pun dialksanakan secara daring.
Kemudian upaya pencegahan yg saya lakukan itu tetap berdiam dirumah, mengikuti himbauan pemerintah, menerapkan protocol kesehatan, dan saya mengajarkan juga keluarga dan tetangga terkait pembuatan handsanitizer alami, krna kebetulan saya dapet projek dari kampus untuk buat itu jadi saya buat dan lansung ajarkan pada keluarga dan tetangga saya.
Kabupaten Jembrana
Terimakasih atas kesempatannya, disini saya perwakilan dari kabupeten Jembrana ingin memberikan gambaran terkait hal-hal yang dilakukan sebelum dan pada saat pandemic COVID-19 ini.
Sebelum pandemi suasananya begit ramai karena di kabupaten Jembrana lah Pelabuhan yang menghubungkan Bali dengan Jawa, jadi sebelum pendemi ini pelabuhan sangat ramai. Pada saat sebelum pandemi kendaraan yang dating dari Jawa ke .
Pada saat pandemi semua berubah. Dulunya banyak kendaraan dan sekarang saat pandemi kendaraan semakin sedikit yang melntas, dan orang kalau keluar rumah selalu memakai masker. Dan sekolah sekolah diliburkan.
Untuk Evaluasi pelaksanaan KMbD 2020 yang slakukan bisa di lihat Disini