Pengajaran Membaca Permulaan Untuk Meningkatkan Ketrampilan Membaca Masyarakat Sasaran ( Siswa Kelas Rendah )

Dalam meningkatkan ketrampilan membaca masyarakat sasaran saya memilih metode eja dan suku kata dalam pengajaran membaca permulaan bagi siswa kelas rendah. Pengajaran ini dilakukan secara langsung selama 2 kali pertemuan yaitu pada tanggal 23 Juli dan 25 Juli 2021 setiap pukul 16.00-18.00 wita bertempat di rumah saya dengan tetap menerapkan protokol kesehatan. Sebelum memulai pembelajaran saya menanyakan kepada masyarakat sasaran yang sudah bisa membaca maupun belum dan diketahui terdapat 3 siswa kelas 2 dan 1 siswa kelas 1 yang sudah bisa membaca secara perlahan sedangkan 2 siswa kelas 1 belum bisa membaca oleh karena itu pengajaran membaca ini sangat bermanfaat dimana bagi masyarakat sasaran yang sudah bisa membaca dapat meningkatkan kembali keterampilan membacanya dan bagi masyarakat sasaran yang sama sekali belum bisa membaca dapat mengenalkan gambaran umum dari suatu kegiatan membaca.

Pengajaran membaca permulaan dimulai dari metode eja hal ini karena membaca dengan metode eja dilakukan dengan cara mengupas setiap huruf yang ada dalam sebuah kata dan dilafalakan setiap hurufnya contoh : M-E-J-A dibaca Em-E-Je-A . Hal ini bertujuan untuk latih pelafalan huruf bagi masyarakat sasaran. Dalam melaksanakan pengajaran mengggunakan metode eja ini dapat dilihat 4 siswa sudah mampu mengimplementasikan metode eja ini dan 2 siswa belum mampu mengimplementasikannya dikarenakan masih dalam tahap pengenalan dan pelafalan huruf.

elanjutnya metode pengajaran membaca kedua yaitu metode suku kata dalam hal ini merupakan tahapan kedua yang dilakukan setelah metode eja . Langkah awal metode eja ini yaitu mengajarkan masyarakat sasaran membaca suku kata tunggal seperti ba , bi , bu , bu , be dan bo yang tidak memiliki makna apapu. Setalah itu mengajarkan masyarakat sasaran membaca kata dengan menggabungkan persuku kata sehingga menjadi kata yang bermakna , dimana dalam hal ini memilih beberapa contoh kata yang suku kata selain diakhirnya tidak memiliki huruf akhiran huruf mati dengan pertimbangan masih terlalu dini untuk mengajarka konsep membaca tersebut . Adapun contoh nya yaitu Bu-Ku jadinya suku kata Bu ditambah Ku menjadi Buku.  Masih sama seperti pelaksanan metode sebelumnya yaitu metode eja dalam melaksanakan pengajaran mengggunakan metode suku kata ini dapat dilihat 4 siswa sudah mampu mengimplementasikan metode eja ini dan 2 siswa belum mampu mengimplementasikannya dikarenakan masih dalam tahap pengenalan dan pelafalan huruf. Adapun hasil pengamatan tersebut dalah sebagai berikut:

No

Nama Siswa

Kelas/Sekolah

 

Metode Eja

Metode Suku Kata

1

Putu Chuasty Khasava Cahaya

2 / SDN 1 Dencarik

Bisa

Bisa

2

Gede Riki Adi Pratama

2/SDN 3 Temukus

Bisa

Bisa

3

Kadek Cantik Sariasih

2/SDN 4 Temukus

Bisa

Bisa

4

Gede Mangku Radityawan

1/SDN 3 Temukus

Belum Bisa

Belum Bisa

5

Kadek Radhea Darma

1/SDN 3 Temukus

Belum Bisa 

Belum Bisa

6

Kadek Denies

1/SDN 3 Temukus

Bisa

Bisa

Berdasarkan hal tersebut tentunya masih sangat diperlukannya pendampingan tertutama bagi masyarakat sasaran yang belum bisa mengimplementasikan metode membaca guna memunculkan kemampuan membaca masyarakat sasaran tersebut. Dengan terbatasnya dokumentasi pada sistem , untuk memperoleh foto lebih lengkap mengenai pelaksanaan program kerja dapat dilihat melalui link google drive berikut : https://drive.google.com/drive/folders/1418HbaLsYEVxHTokKljiyJb8zSfixbgQ?usp=sharing





Tentang Penulis