PENINJAUAN DAN PENGENALAN LINGKUNGAN TEMPAT MELAKSANAKAN KEGIATAN
- Oleh Ni Wayan Dewinta Tirta Sintyawati
- Tuesday 13/07/2021
- Kelompok 114, Kelompok, Kelompok
Sebelum terjun langsung dan berhadapan dengan objek pengabdian yakni siswa dan anak-anak yang ada di lingkungan daerah tempat pelaksanaan pengabdian ini, maka yang pertama saya lakukan adalah dengan mengurus masalah perizinan, baik itu dari pihak pengurus atau pejabat desa dan kelurahan, akan tetapi juga perizinan secara keyakinan (matur piuning). Pada tanggal 11 Juli 2021 akhirnya diberikan kesempatan untuk langsung menyusuri kawasan dimana saya dan tim akan melaksanakan kegiatan pengabdian ini, dimana tetap bertempat di lokasi yang telah dipilih dan disetujui yakni Desa Kaliasem. Pandemi yang kemudian mengharuskan pemerintah melaksanakan PPKM di daerah Jawa dan Bali terpaksa harus mengubah rancangan dan rencana saya di awal yang ingin melaksanakan kegiatan pengabdian dan pembelajaran ini di kawasan sekolah yang telah saya pilih, yakni SD Negeri 3 Kaliasem. Setelah memutar pikiran, maka saya dan tim memutuskan untuk mendatangi langsung siswa yang ada di desa Kaliasem, tentunya yang bersekolah di SD Negeri 3 Kaliasem. Dikarenakan tidak memungkinkan jikalau melaksanakan pembelajaran satu persatu dari rumah ke rumah, maka saya memutuskan untuk meminjam satu temat yakni dengan memanfaatkan balai banjar daerah setempat yang strategis.
Akhirnya setelah mendapatkan izin dari kepala dusun setempat, kami langsung melaksanakan kegiatan yang pertama yakni meminta izin dengan melaksanakan persembahyangan yang kebetulan bertempat di dalam balai banjar tersebut. Dengan dipimpin oleh pemangku dusun setempat, maka persembahyangan berhasil berjalan dengan lancar. Saya juga sempat bercengkerama bersama pemangku tadi, Beliau mengatakan bahwasanya memang benar semenjak adanya pandemi minat belajar anak-anak menjadi turun dengan drastis. Setelah bercengkrama singkat, saya dan tim memutuskan untuk melaksanakan pembersihan di sekitar areal balai banjar. Mencabut rumput liar, menyapu lantai balai banjar dan membuang sampah-sampah yang ada telah kami lakukan. Tidak hanya saya dan tim, namun kegiatan bersih-bersih ini juga dibantu oleh beberapa warga yang hadir (tidak lebih dari dua orang dewasa dan tiga orang anak-anak). Senang rasanya bisa bertemu mereka, mendengarkan cerita dan bagaimana dampak yang mereka rasakan akibat adanya pandemi ini.
Tentu saja kegiatan yang kami laksanakan ini sudah sesuai dengan protokol kesehatan, terutama dengan tidak berkerumun dan membatasi orang yang turut serta dalam kegiatan ini. Selain itu juga sebelum memasuki kawasan tempat persembahyangan tadi, semua orang telah menggunakan hand sanitizer.