Rangkaian Kegiatan Pembuatan - Pembagian Materi Tutorial Powtoon Kepada Masyarakat Sasaran

Powtoon adalah salah satu aplikasi yang dapat dimanfaatkan untuk membuat video pembelajaran. Powtoon berbasis web aplikasi sehingga membutuhkan jaringan dan akses internet yang stabil dan kuat. Fitur yang dimiliki Powtoon hampir sama dengan PowerPoint sendiri. 

Pada Minggu, 18 Juli 2021. Penulis mencari referensi tutorial membuat video pembelajaran dengan Aplikasi Powtoon di YouTube dan Google. Dengan mencari referensi terlebih dahulu penulis dapat mengetahui gambaran untuk menulis tutorial lebih teratur sebelum dibagikan ke masyarakat pengguna. Kemudian penulis melanjutkan membuat langsung tahap pengerjaan dengan menscreenshoot dan mengedit di Microsoft Word terlebih dahulu. Penulis membuat tutorial yang lebih dekoratif kiranya dapat meningkatkan minat pembaca.

Pada Senin, 19 Juli 2021, penulis melanjutkan membuat video tutorial tambahan mengenai download video dari YouTube, melakukan pengeditan, dan upload file tutorial ke Google Drive. File tutorial yang diupload adalah file PDF. Link Tutorial. Dalam file pdf tersebut sudah disertakan link, tujuannya adalah agar masyarakat sasaran dapat memilih tutorial tulis atau berbentuk video.

Pada Selasa, 20 Juli 2021, penulis membagikan materi tutorial berupa Pdf yang telah dilengkapi link video tutorial Powtoon kepada masyarakat sasaran melalui grup WhatsApp. Dari respon di grup WhatsApp sudah seluruh masyarakat sasaran menerima tutorial tersebut.

Pada Rabu, 21 Juli 2021, terdapat diskusi kecil di grup. Masyarakat yang mengikuti program pembuatan video pembelajaran Powtoon adalah guru kelas 1 dan guru kelas 2. Selebihnya guru kelas 3, 4, dan 5 mengikuti PowerPoint saja. Pertemuan sebelumnya sempat membahas kemungkinan tidak semua guru bisa mengikuti pelatihan Powtoon karena bila dikerjakan di rumah mengalami kendala sinyal ada yang memiliki kesibukan administrasi seperti bendahara sekolah. Selain itu, dirasa cocok bila guru kelas rendah lebih memperbanyak animasi dengan Powtoon ini karena anak – anak usia kelas rendah lebih memerlukan objek yang lebih konkret.

Tentang Penulis