Evaluasi Program Kerja English Short Course dan Kesan Pesan Masyarakat Sasaran Mengenai Program Kerja
- Oleh Ketut Agung Devara Wigraha
- Saturday 01/08/2020
- Kelompok 167, Kelompok, Kelompok
Setelah melaksanakan kegiatan inti ESC, yaitu ESC quizzes pada tanggal 15 Juli 2020 lalu, penulis selanjutnya melakukan kegiatan akhir dari serangkaian program kerja penulis selama KKN mandiri berbasis daring ini. Kegiatan tersebut adalah evaluasi mengenai kinerja penulis, kelebihan dan kekurangan program kerja yang telah dilaksanakan. Tahap ini serupa dengan tahap-tahap kegiatan sebelumnya, yaitu menggunakan aplikasi Whatsapp sebagai media program kerja melalui grup chat.
Hal pertama yang penulis lakukan dalam evaluasi ini adalah menanyakan pendapat mereka tentang kelebihan dan kekurangan program kerja English Short Course, terutama pada bagian quizzes yang mengambil materi family. Mereka menjawab dengan jawaban yang sangat positif karena mereka berlima menilai program kerja penulis sangat bermanfaat dan edukatif untuk anak-anak seusia mereka, terlebih lagi jika untuk kondisi pandemi Covid-19 ini. Walaupun mereka semua menjawab kelebihan proker penulis, mereka juga menilai kekurangan program kerja ESC ini. Menurut mereka, salah satu kekurangan yang paling mencolok adalah keterbatasanya waktu dalam pengerjaan soal quiz ESC sehingga mereka kurang mampu mempelajari isi dari quiz tersebut.
Kedua adalah mengenai masalah-masalah yang muncul di dalam pembelajaran daring (study from home) selama pandemi. penulis menanyakan bagaimana perkembangan kualitas belajar mereka dari diberlakukannya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) hingga di masa New Normal kini. Jawaban dari mereka pun bermacam-macam. Ada yang berkembang secara signifikan, ada pula yang menurun. Alasan-alasan dari jawaban yang berkembang secara signifikan oleh mereka adalah karena ada yang berinisiatif mengunduh buku elektronik sebagai media belajar, ada yang sudah terbiasa belajar daring sebelum pandemi ini terjadi, ada yang berusaha mencari materi pembelajaran sendiri di internet, dan ada pula yang sudah siap belajar melalui tes-tes online, Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) selama pandemi berlangsung. Dan, alasan masyarakat sasaran yang justru merasa kualitas belajarnya menurun adalah dikarenakan Ia telah terbiasa belajar langsung di sekolah dan mendapatkan langsung materi pembelajaran dari gurunya di sekolah. Ia mempertegas bahwa Ia tidak terbiasa mengikuti pembelajaran daring sehingga materi pembelajaran yang ia pelajari kurang masuk di otaknya.
Dan perihal yang terakhir pada sesi evaluasi ini adalah menanyakan opini mereka tentang apa yang seharusnya dilakukan baik dari siswa maupun guru untuk meningkatkan efektifitas kegiatan pembelajaran di situasi pandemi ini. Jawaban mereka mengenai perihal ini pun bersifat kritis dan konstruktif. Secara garis besar, menurut mereka adalah saling percaya dan mengerti situasi dan kondisi antara guru dan siswa. Salah satu dari mereka menyarankan bahwa guru tidak perlu memberikan terlalu banyak tugas daring karena selain mengahabiskan banyak biaya kuota internet, Ia berpendapat bahwa itu bisa menjadi beban belajar siswa yang kurang mampu dalam ekonomi. Selain itu, ada juga yang menambahkan jika guru harus lebih kreatif membimbing siswanya dalam kegiatan belajar daring di situasi ini. Ia berpendapat bahwa guru disarankan membuat video pembalajaran agar siswa lebih tertarik belajar, namun tetap memperhatikan kondisi masing-masing dari kedua pihak.