Grup Whatsapp sebagai Media Komunikasi dengan Masyarakat Sasaran Selama KKNbD Berlangsung
- Oleh Ni Putu Ayu Gayatri Dharmayani
- Saturday 31/07/2021
- Kelompok 75, Kelompok, Kelompok
Media komunikasi merupakan hal yang penting sebagai alat untuk berinteraksi dengan masyarakat sasaran selama kegiatan KKNbD berlangsung. Terlebih lagi untuk saat ini di tengah Pandemi COVID-19 yang membuat kita sulit untuk bertemu satu sama lainnya secara langsung karena harus menjaga jarak untuk menghindari penyebaran virus. Dengan kemajuan teknologi yang ada sudah sangat memudahkan manusia untuk berkomunikasi satu sama lainnya. Kita dapat memanfaatkan berbagai aplikasi dan media sosial yang ada untuk saling menyapa, berbagi kabar ataupun memberikan informasi dengan lebih cepat dan mudah.
Selama KKNbD berlangsung saya memilih untuk menggunakan aplikasi Whatsapp sebagai media untuk berkomunikasi dengan masyarakat sasaran. Selain mudah untuk digunakan, seluruh masyarakat sasaran juga sudah memiliki Whatsapp walaupun ada beberapa yang menggunakan nomor milik orang tuanya karena belum memiliki ponsel pribadi. Aplikasi Whatsapp ini juga satu-satunya aplikasi/media komunikasi yang saya gunakan selama KKNbD. Hal ini sesuai dengan informasi yang saya terima dari pihak sekolah bahwa masyarakat sasaran saya belum memungkinkan untuk menggunakan media komunikasi lain seperti media tatap maya Zoom ataupun Google Meet karena keterbatasan kemampuan dan dalam proses pembelajaran daring sehari-hari di sekolah pun hanya sebatas menggunakan Whatsapp saja sebagai media berkomunikasi antara guru dengan siswa.
Pada tanggal 12 Juli 2021 saya membuat grup untuk mempermudah membagikan informasi dan agar seluruh masyarakat sasaran dapat berinteraksi satu sama lainnya. Ketika seluruh masyarakat sasaran sudah bergabung di grup, saya menyapa masyarakat sasaran dan memperkenalkan diri. Saya juga mengirimkan gambar GIF (gambar bergerak) yang berisi foto dan identitas diri saya dengan tujuan agar masyarakat sasaran dapat mengetahui wajah dan identitas diri saya walaupun perkenalan hanya secara daring tanpa tatap muka secara langsung. Kemudian saya meminta seluruh masyarakat sasaran untuk memperkenalkan diri mereka dengan cara menyebutkan nama dan warna kesukaan mereka. Dalam proses perkenalan ini saya menanyakan warna kesukaan mereka sebagai orientasi program kerja saya yakni terapi warna untuk meningkatkan fokus dan memperbaiki suasana hati.
Dalam berkomunikasi di grup Whatsapp saya memaksimalkan interaksi dengan menggunakan emotikon-emotikon yang sesuai dan ekspresif. Hal ini bertujuan agar masyarakat sasaran tidak bosan membaca pesan yang saya kirimkan. Terlebih lagi masyarakat sasaran saya merupakan siswa-siswi kelas V SD yang apabila kita lihat dari segi usianya, karakteristik anak-anak cenderung menyukai hal-hal yang ekspresif dan berwarna.