Kegiatan KKNbD di Kelurahan Kerobokan#6-Pertemuan Secara Offline Dengan Masyarakat Sasaran dan Mengunjungi Wirausaha di Kelurahan Kerobokan-

Tak terasa, pelaksanaan projek "Optimalisasi Waktu Luang Remaja Dengan Pelatihan Kewirausahaan di Kelurahan Kerobokan" sudah sampai di 2 tahap akhir pelaksanaan. Dimana kegiatan terakhir sebelum evaluasi ialah adanya pertemuan secara offline dan mengunjungi salah satu wirausaha di Kelurahan Kerobokan. Berikut rincian kegiatannya:

    Pada tanggal 27 Juli 2021, saya melakukan kunjungan ke salah satu wirausaha di bidang pangan atau makanan yang lebih tepatnya makanan tradisional "Jajan Sumping". Wirausahawan  kali ini bernama  ibu Ni Nyoman Sunarti, yang berusia 45 tahun. Beliu membuka usaha jajan ini beralamat di Jln.Tegeh 2, No.2, Br. Anyar Kelod, Kerobokan, Kuta Utara, Badung. Usaha ini beliu sudah jalani selama 20 tahun dengan memanfaatkan halaman belakang rumah beliau sebagai tempat produksinya. Dar kunjungan kemarin, saya mendapat beberapa informasi terkait beberapa aspek kewirausahaan yang diterapkan Ibu Nyoman, yaitu sebagai berikut:

  1. Alasan Memulai Usaha :Ibu Nyoman memulai usaha karena setelah menikah beliau tidak diizinkan bekerja diluar rumah oleh suaminya. Selanjutnya, melihat potensi yang dimilikinya yang gemar membuat jajan akhirnya beliau mencoba membuat jajan tradisional yang didukung dengan mertuanya, dan usahanya akhirnya diterima oleh sang suami dan mulai dikenal oleh lingkungan, bahkan sampai saat ini sudah sampai keluar kelurahan kerobokan. 
  2. Produksi : Dilihat dari sistem produksinya, usaha ini masih menggunakan sistem sederhana dan memanfaatkan keluarga saja. Tidak menggunakan tenaga kerja diluar keluarga Ibu Nyoman. Semua bahan baku diproduksi sendiri termasuk tepung yang digiling sendiri, pisang hasil kebun sendiri. Jajan ini masih dimasak dengan tungku api sederhana dengan kayu bakar. Hal ini dilakukan untuk menjaga cita rasa produknya, agar tidak berubah
  3. Pembukuan: Ibu nyoman sediri dengan bantuan anaknya sudah melakukan pembukuan yang sederhana dan dalam penentuan harga jual roduk pun sudah melakukan perhitungan yang memadai. atau secara sederhananya beliau sudah menerapkan HPP secara sederhana. 
  4. Pemasaran: Untuk pemasarannya sendiri, beliau menggunakan sistem pre-order  dan dipasarkan dengan sistem titip di warung sekitar tempat produksi. Hal ini dilakukan karena melihat dari sisi tenaga kerja dan kapasitas produksi yang masih terbatas dalam jajan ini. Sehingga, Ibu Nyoman memilih untuk tidak melakukan pemasaran online. 

    Pada hari yang sama juga, setelah mengunjungi dan melakukan sedikit wawancara dengan Ibu Nyoman selaku wirausahawan wanita yang bisa dikatakan berhasil, saya juga melakukan pertemuan dengan masyarakat sasaran tetapi dengan pembatasan jumlah. Pada kesemapatan kemarin, saya bertemu dengan 4 org masyarakat sasaran yang memang memiliki jarak rumah yang dekat dengan lokasi yang ditentukan.  Saya menggunakan kesempatan kali ini untuk melakukan diskusi singkat mengenai penerimaan jalannya program dan melakukan pelatihan pembuatan laporan keuangan sederhana bersama mereka secara langsung. Dimana dalam pertemuan ini saya bagikan lembar kerja pelatihan yaitu mengenai pencatatan biaya dan mereka mengisinya dengan tetap didampingi oleh saya selaku pelaksana. 

Dari pertemuan ini, saya dapat melihat bahwa masyarakat sasaran ini, sudah mampu dalam melakukan pembuatan laporan keuangan pribadi yang sederhana sebagai suatu proteksi dan  pengontrol keuangan pribadi mereka maupun keuangan keluarga mereka. Selain itu, kemarin dalam diskusi juga mereka merasakan bahwa waktu luang mereka menjadi lebih terisi dengan sesuatu yang bermanfaat dan mulai memiliki ketertarikan akan mengetahui lebih jauh mengenia kewirausahaan dan kiat - kiat dalam usaha. Melihat respon mereka, saya juga ikut senang dan sekaligus menceritakan kisah Ibu Nyoman yang sebelumnya kepada mereka agar nantinya mereka semakin yakin dengan niatan atau ide - ide usaha yang mereka miliki. Sekian kegiatan ini saya deskripsikan, Terimakasih. 



Tentang Penulis