Merajut Asa Pemuda Desa lewat Sangkep Yowana Literasi dan Inklusi Keuangan
- Oleh Putu Masayu Cahyaning Lestari
- Tuesday 19/08/2025
- BAKAS, BANJARANGKAN, Kabupaten Klungkung
Pada Kamis, 7 Agustus 2025, dilaksanakan kegiatan Sangkep
Yowana diruangan kantor desa Bakas tepatnya dilantai 3. Pertemuan sore itu
dipenuhi oleh, para muda-mudi Desa Bakas, serta mahasiswa
KKN Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) yang berkumpul dalam kegiatan Sangkep
Yowana. Forum ini menjadi salah satu wadah penting bagi generasi muda untuk
berkumpul, berdiskusi, dan saling bertukar pikiran mengenai isu-isu yang
bermanfaat bagi masyarakat. Kemudian, giliran mahasiswa KKN Undiksha yang
mengambil alih forum dengan membawakan materi mengenai Otoritas Jasa
Keuangan (OJK). Dengan gaya penyampaian yang santai, penuh interaksi, dan
diselingi contoh-contoh sederhana, mereka menjelaskan apa itu OJK, apa
fungsinya, dan mengapa masyarakat desa perlu mengenalnya.
Salah satu hal yang banyak menarik perhatian peserta adalah pembahasan tentang literasi dan inklusi keuangan. Mahasiswa KKN menekankan bahwa pengetahuan keuangan tidak hanya penting bagi orang yang bekerja di kota atau memiliki usaha besar, tetapi juga sangat relevan untuk masyarakat desa, bahkan anak muda sekalipun. Hal-hal sederhana seperti membiasakan diri untuk menabung, mencatat pemasukan dan pengeluaran, hingga memahami bahaya pinjaman online ilegal menjadi poin penting yang disampaikan. Diskusi semakin hidup ketika beberapa muda-mudi mengajukan pertanyaan. Ada yang penasaran bagaimana cara memilih bank atau lembaga keuangan yang aman,Mahasiswa KKN dengan sabar menjawab satu per satu, memberikan contoh yang dekat dengan kehidupan sehari-hari, sehingga semua peserta dapat memahami dengan baik.
Menjelang akhir acara, salah seorang perwakilan muda-mudi menyampaikan harapannya agar kegiatan seperti ini bisa rutin dilaksanakan. Menurut mereka, forum Sangkep Yohana bukan hanya menjadi ajang berkumpul, tetapi juga kesempatan untuk membuka wawasan, belajar bersama, dan menumbuhkan rasa percaya diri dalam menghadapi tantangan zaman. Kegiatan kemudian ditutup dengan doa dan foto bersama sebagai simbol kebersamaan. Wajah-wajah peserta tampak antusias dan bersemangat, seolah mengisyaratkan bahwa apa yang dipelajari hari itu akan benar-benar diterapkan dalam kehidupan mereka.