Pembagian Alat dan Bahan Sekaligus Praktik Bulekadasber (Budidaya Lele dan Kangkung Dalam Satu Ember) Sebagai Solusi Ketahanan Pangan di Tengah Pandemi Covid-19 Bagi Masyarakat Desa Dalung, Kecamatan Kuta Utara, Kabupaten Badung

        Kegiatan yang dilaksanakan pada Sabtu, 11 Juli 2020 dan Minggu, 12 Juli 2020 adalah pembagian alat dan bahan sekaligus praktik bulekadasber (budidaya lele dan kangkung dalam satu ember) oleh masyarakat sasaran. Masyarakat sasaran berjumlah 6 orang yang berlokasi di Desa Dalung, Kecamatan Kuta Utara, Kabupaten Badung. Kegiatan pembagian alat dan bahan sekaligus praktik bulekadasber dibagi menjadi dua gelombang yaitu pada 11 Juli 2020 dan 12 Juli 2020 untuk mempermudah penulis dalam melakukan pendampingan bulekadasber secara daring/online. Sebelumnya, penulis telah membuat kesepakatan dengan masyarakat sasaran terkait waktu pelaksanaan kegiatan pembagian alat dan bahan sekaligus praktik budidaya lele dan kangkung dalam satu ember. Masyarakat sasaran yang mendapatkan alat dan bahan sekaligus pendampingan praktik awal bulekadasber gelombang pertama pada 11 Juli 2020 diantaranya Si Luh Putu Ayun Indah Purnama (Banjar Lebak) pukul 09.00 WITA, Made Budiarsa (Banjar Campuan Asri Kauh) pukul 10.30 WITA, dan Dewa Nyoman Tjahyadi (Banjar Tegal Luwih) pukul 12.00 WITA. Sedangkan masyarakat sasaran yang mendapatkan alat dan bahan sekaligus pendampingan praktik awal bulekadasber gelombang kedua pada 12 Juli 2020 diantaranya Ni Komang Putri Sari (Banjar Campuan Asri Kauh) pukul 09.00 WITA, I Gusti Ayu Agung Pradnya Yoni (Banjar Tegeh) pukul 10.30 WITA, dan Denny Bagus Prastyo (Banjar Campuan Asri Kauh) pukul 12.00 WITA.

        Alat dan bahan yang dibagikan kepada masyarakat sasaran diantaranya ember, bibit lele, bibit kangkung, kawat, botol plastik, pakan lele dan arang kayu. Meskipun saat pembagian alat dan bahan bulekadasber penulis bertemu dengan masyarakat sasaran secara langsung, namun penulis tetap memperhatikan protokol kesehatan pencegahan COVID-19 dengan menggunakan masker, face shield, social distancing, dan physical distancing. Setelah mendapatkan alat dan bahan bulekadasber, masyarakat sasaran secara langsung mempraktikkan bulekadasber (budidaya lele dan kangkung dalam satu ember) di rumah masing-masing berdasarkan materi pembekalan dan video toturial yang telah diberikan sebelumnya. Saat masyarakat sasaran melaksanakan praktik bulekadasber di rumah masing-masing, penulis tidak mendampingi secara langsung namun mendampingi secara daring/online melalui WhatsApp karena sedang pada situasi pandemi COVID-19. Pendampingan bertujuan untuk membantu masyarakat  sasaran apabila mengalami kesulitan pada saat melaksanakan budidaya awal lele dan kangkung dalam satu ember. Selama pendampingan, masyarakat mengirimkan video berdurasi pendek kepada penulis sebagai bukti pelaksanaan dan mempermudah penulis dalam mendampingi budidaya secara daring. Berdasarkan video yang telah dikirim oleh masyarakat sasaran kepada penulis, seluruh masyarakat sasaran sudah dapat melaksanakan awal budidaya dengan baik dan benar. Sehingga diharapkan nantinya bulekadasber dapat berlangsung dengan lancar. Pertanyaan yang diajukan oleh masyarakat sasaran kepada penulis umumnya untuk memastikan kebenaran langkah yang telah dipraktikkannya. Metode pelaksanaan yang digunakan pada kegiatan ini adalah metode praktik langsung karena masyarakat sasaran secara langsung melaksanakan praktik bulekadasber di rumah masing-masing. Bulekadasber (budidaya lele dan kangkung dalam satu ember) merupakan solusi dari permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat sasaran yaitu kesulitan membeli bahan pangan di tengah pandemi COVID-19 karena harga pangan yang cukup mahal sehingga menimbulkan keinginan masyarakat untuk bercocok tanam dan beternak di rumah namun memiliki lahan yang sempit sehingga program bulekadasber dapat memenuhi kebutuhan protein hewani yang berasal dari lele dan sayuran yang berasal dari kangkung tanpa membutuhkan biaya yang besar dan lahan yang luas. 

Tentang Penulis