Pembuatan Materi Bahasa Inggris dengan Menggunakan Metode Fun Learning English untuk Masyarakat Sasaran

Terdapat beberapa permasalahan prioritas bagi siswa tingkat Sekolah Dasar di Desa Kapal saat belajar pada masa pandemi. Permasalahan tersebut ialah penurunan minat belajar siswa akibat tidak paham dengan materi, dimana guru tidak mampu secara efektif memanfaatkan teknologi sebagai sarana penunjang pembelajaran secara baik. Kebanyakan guru hanya memberi tugas dan materi yang bersumber dari internet tanpa memberi penjelasan lebih lanjut mengenai materi tersebut. Guru juga tidak memberi stimulasi, baik berupa motivasi maupun umpan balik pada tugas- tugas siswa untuk kepentingan melakukan klarifikasi, untuk memberi pemahaman, dan juga untuk melakukan pengukuran kambali akan pemahaman siswa akan materi tersebut.

Masalah selanjutnya ialah kurangnya keasadaran siswa untuk mengikuti pembelajaran dengan sungguh- sungguh meski guru sudah berusaha untuk menjelaskan. Hal ini diakibatkan perbedaan kondisi lingkungan tempat tinggal siswa yang terkadang tidak  kondusif dan tidak mendukung bagi siswa untuk tetap fokus belajar. Tercermin dari perilaku siswa dalam mencari jalan pintas untuk sekedar menyelesaikan tugas yang diberikan. Tidak sedikit dari mereka meminta orangtuanya untuk mengerjakan tugas sekolah, atau melakukan penjiplakan dari internet.

Masalah ketiga ialah ketidakmampuan siswa untuk belajar mandiri di rumah akibat orangtua mereka tidak mampu secara intensif mendampingi anak- anaknya belajar layaknya yang dilakukan oleh guru di sekolah. Kebayakan orangtua juga tidak mengerti materi pembelajaran khususnya bahasa Inggris sehingga mereka tidak mampu menjari anak- anaknya untuk memperoleh ilmu yang pasti.

Masalah terakhir sekaligus masalah terbesar ialah siswa belum mampu memanfaatkan teknologi secara bijak, dimana sebagian besar siswa SD sudah memiliki smartphone pribadi untuk memenuhi tuntutan pendidikan daring, tetapi kondisi psikologis mereka belum sepenuhnya matang untuk membedakan mana hal- hal bermanfaat yang pantas ditiru, dan mana hal- hal merugikan yang tidak pantas ditiru, dimana pada masa- masa tersebut anak- anak sangat mudah untuk meniru sesuatu. Siswa sering kali mengikuti tren yang salah dari media sosial, seperti penggunaan bahasa Inggris yang memiliki makna tidak baik (kasar). Sebaliknya, pelajar malah melewatkan informasi bermanfaat yang mereka jumpai dalam bahasa Ingris karena mereka tidak paham maknanya dan malas untuk mempelajari hal baru (mencari maknanya).

Merujuk dari permasalahan tersebut, penulis memilih metode pembelajaran yaitu Fun Learning English. Penerapan kegiatan dengan metode “Fun Learning English” yaitu penyampaian materi melalui media yang menyenangkan dan tidak membosankan, namun tetap memprioritaskan agar materi yang disampaikan erat relevansinya dengan kehidupan nyata, sehingga secara tidak langsung akan meningkatkan minat pelajar untuk memperdalam bahasa Inggris. Misalnya menambah kosa kata dengan penyisipan games (permainan), memperluas wawasan mengenai perbandingan budaya asing dan budaya Indonesia melalui menonton film dan mendengarkan musik, mempraktekan percakapan sederhana dalam bahasa Inggris dengan rekan ataupun dengan cara bernyanyi untuk meningkatkan kepercayaan diri, juga belajar dengan media pembelajaran interaktif seperti video- video yang bersumber dari YouTube, link- link terkait, akun belajar bahasa Inggris di media sosial, maupun media lainnya yang disiapkan oleh penulis.

Tentang Penulis