Pembuatan Materi Bahasa Inggris dengan Menggunakan Metode Fun Learning English untuk Masyarakat Sasaran
- Oleh Sri Radharani
- Saturday 31/07/2021
- Kelompok 184, Kelompok, Kelompok
Terdapat beberapa permasalahan prioritas bagi siswa
tingkat Sekolah Dasar di Desa Kapal saat belajar pada masa pandemi. Permasalahan
tersebut ialah penurunan minat belajar siswa akibat tidak paham dengan materi,
dimana guru tidak mampu secara efektif memanfaatkan teknologi sebagai sarana
penunjang pembelajaran secara baik. Kebanyakan guru hanya memberi tugas dan
materi yang bersumber dari internet tanpa memberi penjelasan lebih lanjut
mengenai materi tersebut. Guru juga tidak memberi stimulasi, baik berupa
motivasi maupun umpan balik pada tugas- tugas siswa untuk kepentingan melakukan
klarifikasi, untuk memberi pemahaman, dan juga untuk melakukan pengukuran
kambali akan pemahaman siswa akan materi tersebut.
Masalah selanjutnya ialah kurangnya keasadaran siswa
untuk mengikuti pembelajaran dengan sungguh- sungguh meski guru sudah berusaha
untuk menjelaskan. Hal ini diakibatkan perbedaan kondisi lingkungan tempat tinggal
siswa yang terkadang tidak kondusif dan
tidak mendukung bagi siswa untuk tetap fokus belajar. Tercermin dari perilaku
siswa dalam mencari jalan pintas untuk sekedar menyelesaikan tugas yang
diberikan. Tidak sedikit dari mereka meminta orangtuanya untuk mengerjakan
tugas sekolah, atau melakukan penjiplakan dari internet.
Masalah ketiga ialah ketidakmampuan
siswa untuk belajar mandiri di rumah akibat orangtua mereka tidak mampu secara
intensif mendampingi anak- anaknya belajar layaknya yang dilakukan oleh guru di
sekolah. Kebayakan orangtua juga tidak mengerti materi pembelajaran khususnya
bahasa Inggris sehingga mereka tidak mampu menjari anak- anaknya untuk
memperoleh ilmu yang pasti.
Masalah terakhir
sekaligus masalah terbesar ialah siswa belum mampu memanfaatkan teknologi
secara bijak, dimana sebagian besar siswa SD sudah memiliki smartphone pribadi
untuk memenuhi tuntutan pendidikan daring, tetapi kondisi psikologis mereka belum
sepenuhnya matang untuk membedakan mana hal- hal bermanfaat yang pantas ditiru,
dan mana hal- hal merugikan yang tidak pantas ditiru, dimana pada masa- masa
tersebut anak- anak sangat mudah untuk meniru sesuatu. Siswa sering kali
mengikuti tren yang salah dari media sosial, seperti penggunaan bahasa Inggris
yang memiliki makna tidak baik (kasar). Sebaliknya, pelajar malah melewatkan
informasi bermanfaat yang mereka jumpai dalam bahasa Ingris karena mereka tidak
paham maknanya dan malas untuk mempelajari hal baru (mencari maknanya).
Merujuk dari permasalahan tersebut, penulis memilih
metode pembelajaran yaitu Fun Learning English.
Penerapan kegiatan dengan metode “Fun
Learning English” yaitu penyampaian materi melalui media yang menyenangkan
dan tidak membosankan, namun tetap memprioritaskan agar materi yang disampaikan
erat relevansinya dengan kehidupan nyata, sehingga secara tidak langsung akan
meningkatkan minat pelajar untuk memperdalam bahasa Inggris. Misalnya menambah
kosa kata dengan penyisipan games (permainan), memperluas wawasan mengenai
perbandingan budaya asing dan budaya Indonesia melalui menonton film dan
mendengarkan musik, mempraktekan percakapan sederhana dalam bahasa Inggris dengan
rekan ataupun dengan cara bernyanyi untuk meningkatkan kepercayaan diri, juga
belajar dengan media pembelajaran interaktif seperti video- video yang
bersumber dari YouTube, link- link terkait, akun belajar bahasa Inggris di
media sosial, maupun media lainnya yang disiapkan oleh penulis.