Pendampingan Tahap Dua Bulekadasber (Budidaya Lele dan Kangkung Dalam Satu Ember) Sebagai Solusi Ketahanan Pangan di Tengah Pandemi Covid-19 Bagi Masyarakat Desa Dalung, Kecamatan Kuta Utara, Kabupaten Badung via WhatsApp
- Oleh Made Agus Dwi Pradnyana Dita
- Sunday 26/07/2020
- Kelompok 327, Kelompok, Kelompok
Kegiatan yang dilaksanakan
mulai Senin, 20 Juli 2020 sampai dengan Minggu, 26 Juli 2020 adalah
pendampingan tahap dua bulekadasber (budidaya lele dan kangkung dalam satu
ember) kepada masyarakat sasaran via WhatsApp
personal chat. Pendampingan kepada masyarakat sasaran yang berlokasi di
Desa Dalung, Kecamatan Kuta Utara, Kabupaten Badung, tidak dilaksanakan secara
langsung namun sepenuhnya secara daring/online
karena kini sedang terjadi pandemi COVID-19. Pendampingan merupakan hal
yang penting untuk dilaksanakan mengingat program bulekadasber merupakan
program rintisan. Penulis tidak membatasi jam pelaksanaan pendampingan tahap
dua untuk mempermudah masyarakat dalam berkomunikasi dengan penulis apabila
terdapat pertanyaan atau permasalahan yang ditemui pada saat budidaya. Metode
yang digunakan dalam kegiatan pendampingan ini adalah metode diskusi karena
penulis akan berdiskusi dengan masyarakat sasaran terkait dengan
pertanyaan atau permasalahan yang ditemui dalam melaksanakan budidaya.
Hanya terdapat
satu pertanyaan yang diajukan oleh masyarakat sasaran pada saat pendampingan
tahap dua yaitu tempat pembelian pakan lele. Pertanyaan tersebut diajukan oleh
masyarakat sasaran atas nama Dewa Nyoman Tjahyadi pada tanggal 22 Juli 2020. Terkadang masyarakat sasaran mengirimkan foto budidaya yang telah dilakukannya untuk
memastikan kepada penulis bahwa budidaya yang dilakukan sudah benar. Beberapa masyarakat
sasaran juga sesekali memindahkan letak ember bulekadasber agar kangkung bisa
mendapatkan cahaya matahari maksimal. Pada tanggal 21 Juli 2020, penulis
mengingatkan kepada masyarakat sasaran mengenai beberapa hal penting dalam
pelaksanaan bulekadasber (budidaya lele dan kangkung dalam satu ember) seperti
memberikan lele makan dua kali sehari dengan secukupnya dan memperhatikan
tinggi air agar akar kangkung terkena air. Selain itu, pada tanggal 23 Juli
2020 penulis bertanya kepada seluruh masyarakat sasaran mengenai
kelancaran budidaya sejauh ini. Seluruh masyarakat sasaran menjawab bahwa
pelaksanaan budidaya sejauh ini berlangsung dengan lancar dan tidak menemui masalah selama
pendampingan budidaya tahap dua. Hal ini karena masyarakat sasaran kurang
lebih sudah melaksanakan budidaya dua minggu sehingga cukup paham dalam
melaksanakan budidaya. Berdasarkan foto yang dikirimkan oleh masyarakat sasaran
bahwa rata-rata kangkung yang dibudidaya telah siap untuk dikonsumsi dan terdapat beberapa lele yang siap untuk dikonsumsi meski ukurannya tidak terlalu besar. Kegiatan
selanjutnya yang akan dilaksanakan adalah penilaian akhir bulekadasber
(budidaya lele dan kangkung dalam satu ember) dengan menggunakan Google Form. Penilaian akhir
bulekadasber akan diserahkan kepada masyarakat sasaran untuk mengetahui tingkat
kepuasan masyarakat sasaran terhadap hasil budidaya lele dan kangkung dalam
satu ember yang telah diolah kemudian dikonsumsi.