Pendampingan Tahap Dua Bulekadasber (Budidaya Lele dan Kangkung Dalam Satu Ember) Sebagai Solusi Ketahanan Pangan di Tengah Pandemi Covid-19 Bagi Masyarakat Desa Dalung, Kecamatan Kuta Utara, Kabupaten Badung via WhatsApp


Kegiatan yang dilaksanakan mulai Senin, 20 Juli 2020 sampai dengan Minggu, 26 Juli 2020 adalah pendampingan tahap dua bulekadasber (budidaya lele dan kangkung dalam satu ember) kepada masyarakat sasaran via WhatsApp personal chat. Pendampingan kepada masyarakat sasaran yang berlokasi di Desa Dalung, Kecamatan Kuta Utara, Kabupaten Badung, tidak dilaksanakan secara langsung namun sepenuhnya secara daring/online karena kini sedang terjadi pandemi COVID-19. Pendampingan merupakan hal yang penting untuk dilaksanakan mengingat program bulekadasber merupakan program rintisan. Penulis tidak membatasi jam pelaksanaan pendampingan tahap dua untuk mempermudah masyarakat dalam berkomunikasi dengan penulis apabila terdapat pertanyaan atau permasalahan yang ditemui pada saat budidaya. Metode yang digunakan dalam kegiatan pendampingan ini adalah metode diskusi karena penulis akan berdiskusi dengan masyarakat sasaran terkait dengan pertanyaan atau permasalahan yang ditemui dalam melaksanakan budidaya.

Hanya terdapat satu pertanyaan yang diajukan oleh masyarakat sasaran pada saat pendampingan tahap dua yaitu tempat pembelian pakan lele. Pertanyaan tersebut diajukan oleh masyarakat sasaran atas nama Dewa Nyoman Tjahyadi pada tanggal 22 Juli 2020. Terkadang masyarakat sasaran mengirimkan foto budidaya yang telah dilakukannya untuk memastikan kepada penulis bahwa budidaya yang dilakukan sudah benar. Beberapa masyarakat sasaran juga sesekali memindahkan letak ember bulekadasber agar kangkung bisa mendapatkan cahaya matahari maksimal. Pada tanggal 21 Juli 2020, penulis mengingatkan kepada masyarakat sasaran mengenai beberapa hal penting dalam pelaksanaan bulekadasber (budidaya lele dan kangkung dalam satu ember) seperti memberikan lele makan dua kali sehari dengan secukupnya dan memperhatikan tinggi air agar akar kangkung terkena air. Selain itu, pada tanggal 23 Juli 2020 penulis bertanya kepada seluruh masyarakat sasaran mengenai kelancaran budidaya sejauh ini. Seluruh masyarakat sasaran menjawab bahwa pelaksanaan budidaya sejauh ini berlangsung dengan lancar dan tidak menemui masalah selama pendampingan budidaya tahap dua. Hal ini karena masyarakat sasaran kurang lebih sudah melaksanakan budidaya dua minggu sehingga cukup paham dalam melaksanakan budidaya. Berdasarkan foto yang dikirimkan oleh masyarakat sasaran bahwa rata-rata kangkung yang dibudidaya telah siap untuk dikonsumsi dan terdapat beberapa lele yang siap untuk dikonsumsi meski ukurannya tidak terlalu besar. Kegiatan selanjutnya yang akan dilaksanakan adalah penilaian akhir bulekadasber (budidaya lele dan kangkung dalam satu ember) dengan menggunakan Google Form. Penilaian akhir bulekadasber akan diserahkan kepada masyarakat sasaran untuk mengetahui tingkat kepuasan masyarakat sasaran terhadap hasil budidaya lele dan kangkung dalam satu ember yang telah diolah kemudian dikonsumsi.


Tentang Penulis