Praktik Pembuatan Belayag Khas Penglatan Oleh Ibu-ibu Masyarakat Sasaran

Kamis, 14 Juli 2021 merupakan hari ke empat diminggu ke 2 pelaksanaan KKNbD di Desa Penglatan yang diisi dengan kegiatan praktik pembuatan blayag khas Penglatan yang diikuti oleh ibu-ibu masyarakat sasaran di Desa Penglatan. Kegiatan dilaksanakan secara langsung, tetapi dibagi menjadi dua kelompok masyarakat sasaran sesuai dengan jarak rumah ibu-ibu masyarakat sasaran di Desa Penglatan, kegiatan ini dilaksanakan secara langsung dengan tujuan agara ibu-ibu dapat mempelajari bagaimana cara pembuatan kulit blayag secara mudah, karena menurut ibu-ibu masyarakat sasaran di Desa Penglatan sulit untuk mempelajari pembuatan kulit blayag melalui video, oleh sebab itu saya mengadakan kegiatan secara langsung dan membagi menjadi dua kelompok untuk mempermudah kegiatan pelatihan pembuatan blayag. Ibu-ibu masyarakat sasaran di Desa Penglatan sangan antusias dan bersemangat dalam mengikuti kegiatan. Dari kelima masyarakat yang sudah mendata ulang data dirinya kemarin, hari ini terdapat satu tambahan masyarakat sasaran mengikuti kegiatan, yakni bernama Kadek Suartini. Ia mengikuti kegiatan karena untuk mengisi waktu luang.

Pelatihan hari ini kita awali dengan pembuatan kulit blayag. Masih ada beberapa ibu-ibu yang belum bisa membuat kulit blayag. Tapi dipelatihan ini ibi-ibu tersebut sangan fokus mengikuti kegiatan hingga dari yang tidak bisa membuat kulit blayag sama sekali menjadi bisa, walapun belum seperti penjual blayag pada umumnya. Pada proses pembuatan sambal blayag, hanya dengan memperhatikan video tutorial saja ibu-ibu masyarakat sasaran sudah bisa melakukannya, tetapi sambal kentalnya kurang baik karena masih ada tepung beras yang menggumpal. Seharusnya pada saat menuangkan tepung beras yang sudah dilarutkan harus sambil diaduk agar tidak menggumpal. Pada hasil belayagnya ada beberapa blayag yang masih padat. Hal tersebut disebabkan karena pada saat pengisian beras pada kulit blayag melibihi takaran sebenarnya. Tetapi itu semua tidak membuat ibu-ibu masyarakat sasaran desa penglatan berkecil hati dan menyerah. Mereka sangat memiliki kemauan yang tinggi untuk mencobanya lagi di pertemuan pelatihan selanjutnya.

Tentang Penulis