Program Pembuatan Tempat Kompos dan Penanaman TOGA di Desa Nyalian

Desa Nyalian dikenal sebagai desa dengan aktivitas pertanian dan peternakan yang cukup tinggi. Namun, seiring dengan aktivitas tersebut, timbul pula permasalahan limbah organik yang melimpah, seperti sisa makanan, canang, tumbuhan liar, dan limbah peternakan. Jika tidak dikelola dengan baik, limbah-limbah ini dapat menimbulkan bau tidak sedap dan mencemari lingkungan. Menyadari pentingnya penanganan limbah organik, kami mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) dari Universitas Pendidikan Ganesha bersama mahasiswa dari Universitas Udayana, Universitas Warmadewa, dan Universitas Mahasaraswati berkolaborasi menjalankan program pembuatan tempat kompos dan penanaman Tanaman Obat Keluarga (TOGA) di Desa Nyalian.

Program ini dilaksanakan dua kali seminggu selama dua minggu, dengan fokus utama pada edukasi pengelolaan limbah organik menjadi kompos serta pemanfaatannya untuk mendukung pertumbuhan TOGA. Pembuatan tempat kompos dilakukan menggunakan bahan bambu dan kayu yang dibentuk menyerupai kotak sederhana, sehingga mudah diaplikasikan kembali oleh masyarakat di rumah masing-masing. Pembuatan ini melibatkan mahasiswa KKN dan staf kantor desa, dengan pembagian tugas yang merata antar universitas. Masing-masing universitas bertanggung jawab membuat satu kotak kompos, namun mahasiswa Undiksha yang berjumlah sembilan orang bergabung dengan tim Universitas Udayana untuk menyelesaikan satu kotak secara bersama-sama.

Selain membuat tempat kompos, kami juga menanam berbagai jenis TOGA yang memiliki manfaat kesehatan, di antaranya jahe merah, sirih merah, kunyit putih, bokasi, sereh, lidah buaya, seledri, dan kunyit. Tanaman-tanaman ini dipilih karena mudah dibudidayakan, memiliki nilai guna tinggi, serta dapat dimanfaatkan langsung oleh masyarakat sebagai obat herbal maupun bahan masakan sehari-hari. Kompos yang dihasilkan nantinya diharapkan dapat digunakan untuk menyuburkan tanaman TOGA, sehingga tercipta siklus pemanfaatan limbah organik yang berkelanjutan.

Melalui program ini, kami ingin menyampaikan pesan bahwa pengelolaan limbah organik bukanlah hal yang sulit. Bahkan, dengan bahan sederhana seperti bambu dan kayu, masyarakat dapat membuat tempat kompos sendiri di rumah. Dengan demikian, tidak hanya masalah sampah yang teratasi, tetapi masyarakat juga dapat memperoleh manfaat kesehatan dari hasil pengolahan limbah tersebut.

 

Tentang Penulis
Ida Bagus Gde Ari Janar Dana