Minggu Pertama KKN di Desa Abangsongan: Awal Pengabdian dan Sinergi Bersama Masyarakat

Kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Abangsongan secara resmi dimulai pada tanggal 16 Juli 2025, yang mana ditandai dengan kegiatan pembukaan dan matur piuning sebagai bentuk permohonan restu kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa agar seluruh rangkaian kegiatan pengabdian selama 36 hari di lokasi yang baru dapat berjalan dengan lancar. Desa Abangsongan merupakan wilayah dataran tinggi yang kaya potensi alam, tetapi juga memiliki tantangan tersendiri dalam akses dan pengembangan layanan masyarakat.

Sejak hari kedua, kesembilan mahasiswa KKN Fakultas Kedokteran Undiksha mulai melakukan koordinasi teknis dengan perangkat desa untuk menyepakati program kerja yang akan dilakukan serta menjalin sinergi dengan tim KKN dari Universitas Udayana. Koordinasi ini difokuskan pada beberapa program yang sifatnya kolaboratif, terutama program kerja yang pelaksanaannya dilakukan bersamaan dengan topik yang sama.

Pada tanggal 18–21 Juli 2025, mahasiswa turut serta dalam kegiatan posyandu rutin di beberapa banjar, seperti Bias Kaje, Abangsongan, Abang, dan Bias Kelod. Kegiatan ini dilakukan bersama bidan desa, kader posyandu, dan tim KKN UNUD. Mahasiswa membantu dalam pencatatan, penimbangan balita, pengukuran tinggi badan balita, pengecekan tekanan darah lansia, senam bersama untuk balita dan lansia, serta edukasi ringan kepada ibu-ibu yang hadir.

Program kerja unggulan pertama dilaksanakan pada tanggal 22 Juli 2025, yaitu sosialisasi dan pembuatan taman TOGA (Tanaman Obat Keluarga). Kegiatan ini dihadiri oleh ibu-ibu PKK yang memiliki peran penting dalam keluarga yakni sebagai pelopor perubahan. Persiapan telah dilakukan sejak beberapa hari sebelumnya, mencakup pembersihan lokasi, pembuatan kerangka taman mini dari bambu, hingga penyusunan materi edukatif. Program ini bertujuan untuk mendorong masyarakat memanfaatkan lahan pekarangan sebagai sumber pengobatan mandiri berbasis tanaman herbal.

Menjelang akhir minggu, mahasiswa mulai mempersiapkan program lingkungan melalui pembuatan lubang biopori dan program GEMA (Gerakan Minggu Asri). Kegiatan ini diawali dengan diskusi bersama Sekretaris Desa, pengeboran paralon, serta pembentukan tim pelaksana bersama karang taruna, PKK, dan masyarakat. Pada tanggal 27 Juli 2025, dilakukan aksi bersih-bersih lingkungan dan pemasangan biopori di sekitar gedung serbaguna desa.

Tanggal 28 Juli 2025 diisi dengan kegiatan sosialisasi PHBS dan kebersihan gigi-mulut di SDN Abangsongan. Mahasiswa berperan aktif dalam menyampaikan materi edukasi kepada siswa-siswi dengan pendekatan komunikatif dan interaktif. Pada malam harinya, dilakukan pertemuan lintas desa (Abangsongan, Suter, dan Batudinding) untuk merancang program kolaborasi di Gunung Abang, yang meliputi pembersihan area dan pemasangan plang.

Minggu pertama KKN menjadi fase penting dalam membangun hubungan dengan masyarakat serta menyusun dasar pelaksanaan program. Semangat kolaborasi, adaptasi dengan lingkungan desa, dan peran aktif dalam kegiatan sosial menjadi fondasi yang kuat untuk minggu-minggu berikutnya.

Mahasiswa berharap, seluruh program yang dirancang dapat memberikan kontribusi nyata dan berkelanjutan bagi Desa Abangsongan.

Tentang Penulis
Ni Made Mirah Candrawati