Tukad Sumaga Saksi Ujian KKN: Dari Deg-degan Jadi Tawa

Setiap perjalanan pasti ada ujungnya, dan dalam program KKN LIK OJK UNDIKSHA di Desa Pejarakan, salah satu momen yang paling menegangkan sekaligus berkesan adalah hari ujian KKN. Tepat pada tanggal 19 Agustus 2025, kami, para mahasiswa yang sudah hampir sebulan penuh berkegiatan di desa, berkumpul di Tukad Sumaga untuk menghadapi ujian akhir dari rangkaian pengabdian kami. Sejak pagi, suasana sudah terasa berbeda. Tidak ada atribut kerja lapangan seperti biasanya, melainkan wajah-wajah penuh semangat bercampur degup jantung yang lebih cepat dari biasanya. Tempat ujian kali ini pun unik dan berbeda dari suasana kelas atau ruang rapat: di alam terbuka, di tepi sungai Tukad Sumaga yang sejuk, dengan aliran air jernih dan suara burung sebagai latar alami. Lokasi ini membuat suasana ujian tidak hanya tegang, tapi juga penuh nuansa kebersamaan.

Proses Ujian: Dari Serius Hingga Santai 

Ujian KKN ini bukan sekadar tes tulis, melainkan lebih ke arah evaluasi menyeluruh tentang bagaimana kami menjalankan program, sejauh mana pemahaman kami terkait literasi keuangan, inklusi keuangan, serta dampak kegiatan yang sudah kami lakukan selama KKN di Desa Pejarakan. Satu per satu kelompok kecil dipanggil, diminta untuk menyampaikan presentasi, refleksi pengalaman, dan menjawab pertanyaan dari dosen penguji dan perwakilan perangkat desa. Saat menunggu giliran, suasana penuh cerita. Ada teman yang sibuk membuka catatan kecil, ada yang bolak-balik latihan presentasi sambil berbisik, bahkan ada juga yang mencoba menenangkan diri dengan bercanda. Di sela-sela itu, kami saling menyemangati meski jantung rasanya seperti berpacu. Ketika giliran kelompok kami tiba, semua rasa deg-degan bercampur dengan tawa. Ada momen kecil yang bikin ujian terasa hangat salah satunya adalah ketika teman-teman berebut untuk menjawab pertanyaan dari dosen penguji. Hal sederhana itu membuat suasana cair, seakan ujian ini bukan hanya soal formalitas, tapi juga ruang belajar bersama.

Kenangan yang Tak Tertukar

Selain cerita serius, ada juga momen lucu tak terduga. Saat selesai ujian kami semua langsung menyapa kelompok KKN yang bertugas di desa Tukad Sumaga dimana kami semua saling bertukar cerita antar kelompok dimana dari kelompok KKN desa Tukad Sumaga yang jemurannya dimakan sapi dan kelompok kami yang sedang survei keluarga asuh malah dikejar oleh anak sapi sehingga tentunya momen menambah riuh suasana dengan tawa dan kami juga saling bertanya kabar selama KKN di desa masing-masing. Yang membuat ujian ini spesial adalah suasananya yang penuh kehangatan. Tidak ada jarak kaku antara mahasiswa dan dosen, melainkan diskusi yang cair, penuh masukan, tawa, sekaligus nasihat berharga. Dosen penguji tidak hanya memberi evaluasi teknis, tapi juga pesan tentang bagaimana kami harus terus beradaptasi, kreatif, dan peka terhadap kebutuhan masyarakat. Bagi kami, ujian KKN bukan hanya soal nilai di atas kertas. Lebih dari itu, ini adalah ujian kehidupan kecil yang mengajarkan kami untuk percaya diri, jujur pada proses, dan berani menyampaikan apa yang sudah kami lakukan dengan tulus. Kami belajar bahwa pengabdian bukanlah sesuatu yang bisa diukur dengan angka semata, melainkan dengan dampak kecil yang bisa kita tinggalkan. Dan hari itu di Tukad Sumaga, kami merasa semua langkah kecil kami di Desa Pejarakan akhirnya terbayar dengan sebuah momen indah yang akan kami kenang selamanya.

"Nilai mungkin tertulis di kertas, tapi pengalaman akan tertanam di hati. Ujian bisa berakhir hari ini, tapi pelajaran dari KKN akan terus hidup dalam langkah kita ke depan".

Instagram: @ojk_kknlik_pejarakan_2025

TikTok: @OJK_KKNLIK_PEJARAKAN

Tentang Penulis
Novia Ayu Lestari