MENUJU DESA BERSIH DAN SEHAT: STRATEGI PENGELOLAAN LIMBAH BABI DI DESA PENGLUMBARAN
- Oleh I GEDE BASKARA AMERTA SAPUTRA
- Wednesday 28/08/2024
- PENGLUMBARAN, SUSUT, Kabupaten Bangli
MENUJU DESA BERSIH DAN SEHAT: STRATEGI PENGELOLAAN LIMBAH BABI DI DESA PENGLUMBARAN
Dalam suatu Program Potensi Desa tentang Pengelolaan Limbah Babi di Desa Penglumbaran, Kec. Susut, Kab. Bangli, yang merupakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) dimana hal ini dilaksanakan pada tanggal 12 Agustus 2024 di Kantor Desa Penglumbaran. Yang menghadirkan Narasumber dari Dinas Provinsi Bali dan Para Undangan Lainnya, seperti Kelihan Banjar Dinas di Desa Penglumbaran serta warga dari Peternak Babi itu sendiri. Seperti yang kita tahu bahwa salah satu hewan ternak yang dipelihara oleh masyarakat adalah babi dan setiap rumah biasanya memiliki 3 ekor babi. Beternak babi memang memberikan manfaat ekonomi yang signifikan bagi warga, namun di sisi lain, limbah yang dihasilkan menjadi tantangan tersendiri bagi lingkungan dan kesehatan masyarakat. Limbah Babi, baik padat maupun cair, mengandung zat-zat yang dapat mencemari lingkungan jika tidak dikelola dengan baik. Limbah ini bisa mencemari sumber air tanah, menimbulkan bau yang tidak sedap, serta menjadi sarang penyakit jika dibiarkan begitu saja. Di Desa Penglumbaran, peningkatan populasi ternak babi tanpa diiringi pengelolaan limbah yang tepat dapat berdampak buruk pada kualitas hidup warga. Selama KKN di Desa Penglumbaran, tim kami berfokus pada penyuluhan, berikut beberapa metode yang telah di implementasikan:
3. Kompos : Limbah padat yang tersisa dapat dicampur dengan bahan organik lainnya seperti dedaunan, sisa makanan, sekam padi, dan serbuk gergaji, untuk dibuat kompos. Proses ini membutuhkan aerasi yang cukup agar dekomposisi berlangsung dengan baik. Dan Kompos yang dihasilkan bisa digunakan sebagai pupuk organik untuk lahan pertanian atau kebun.