Stop Bullying, Let’s Caring!

Pendidikan yang aman dan nyaman adalah fondasi penting bagi perkembangan siswa, terutama di daerah pedesaan seperti Desa Jehem. Namun, kenyataannya, kasus bullying masih sering terjadi di sekolah-sekolah, termasuk di SMP Negeri 3 Tembuku. Berdasarkan survei yang dilakukan, terungkap bahwa bullyingbaik verbal maupun fisik, menjadi salah satu ancaman terbesar bagi keamanan dan kenyamanan siswa dalam proses belajar mengajar. Kondisi ini diperburuk oleh kurangnya kesadaran masyarakat terhadap dampak negatif bullying yang sering kali dianggap sebagai candaan biasa. Melihat fakta ini, mahasiswa KKN Undiksha Desa Jehem berinisiatif untuk menyelenggarakan program Sosialisasi Stop Bullying, Let’s Caring! sebagai program kerja ketiga yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran siswa mengenai bahaya bullying dan pentingnya menciptakan lingkungan sekolah yang lebih aman dan nyaman.

Program ini terlaksana pada 3 Agustus 2024 di Aula SMP Negeri 3 Tembuku, dengan Kejaksaan Negeri Banglitepatnya Kepala Seksi Tindak Pidana Umum Kejaksaan Negeri Bangli sebagai narasumber. Sosialisasi ini tidak hanya fokus pada definisi bullying, tetapi juga pada dampak mendalam yang ditimbulkannya, baik bagi korban maupun pelaku.  Sosialisasi ini berlangsung dari pukul 08:30 hingga 13.00 WITA dan dihadiri oleh seluruh siswa kelas 7, 8, dan 9. Melalui sesi pemaparan materi, siswa diberi pemahaman mendalam tentang apa itu bullying, bagaimana dampaknyabukan hanya untuk korban tetapi juga pelaku. Kemudian dijelaskan pasal-pasal yang bisa melindungi para korban bullying dan apa saja konsekuensi hukum yang dapat dihadapi oleh pelakunya. Menariknya, kegiatan ini tidak hanya berbicara tentang aturan dan hukum, tetapi juga mengajak siswa untuk berempati dan peduli satu sama lain, sehingga mereka dapat menciptakan lingkungan sekolah yang lebih harmonis

Selama sosialisasi, para siswa menunjukkan antusiasme yang tinggi. Mereka aktif dan responsif terhadap seluruh materi yang diberikan oleh narasumber. Pada sesi diskusi, banyak dari mereka yang aktif bertanya dan berpartisipasi, menunjukkan bahwa para siswa berhasil membuka sudut pandang baru terkait isu bullying yang sangat pantas untuk diperhatikan. Para siswa juga diajak untuk berbagi pandangan mereka tentang perundungan, yang menjadi momen penting untuk meningkatkan kesadaran mereka tentang betapa pentingnya menghentikan perilaku bullying sejak dini. Dengan pendekatan yang interaktif ini, siswa dapat lebih mudah memahami dan menerapkan apa yang mereka pelajari dalam kehidupan sehari-hari.

Dampak dari program ini mulai terlihat dengan meningkatnya kesadaran siswa tentang pentingnya menciptakan suasana sekolah yang aman dan bebas dari bullying. Setelah program ini, para guru melaporkan adanya perubahan positif dalam interaksi antar siswa, dengan lebih sedikit insiden perundungan yang dilaporkan. Meski demikian, program ini masih menghadapi tantangan, terutama dalam memastikan keberlanjutan upaya pencegahan bullyingdi sekolah. Kesadaran yang telah dibangun perlu terus didukung oleh semua pihak, termasuk guru, orang tua, dan siswa itu sendiri.

Untuk menjaga keberlanjutan program ini, diperlukan dukungan yang lebih kuat dari pihak sekolah dan lembaga terkait. Kegiatan serupa diharapkan dapat dilaksanakan secara rutin setiap tahun agar pesan anti-bullying terus diingat dan diterapkan oleh generasi siswa berikutnya. Dengan kolaborasi yang baik, Desa Jehem dapat menjadi contoh bagaimana sebuah komunitas dapat bersama-sama menciptakan lingkungan pendidikan yang aman dan mendukung perkembangan siswa secara positif.

 

Tentang Penulis
Ni Luh Putu Sri Antari